Suara.com - Harga emas bangkit dari level terendah dua minggu pada perdagangan hari Rabu, karena investor berbalik ke arah logam safe-haven itu di tengah kekhawatiran atas lonjakan inflasi.
Namun kenaikan ini ditahan penguatan dolar dan imbal hasil Amerika.
Mengutip CNBC, Kamis (2/6/2022) harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD1.847,39 per ounce setelah mencapai level terendah sejak 19 Mei di USD1.827,80 pada awal sesi.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menetap 0,02 persem lebih tinggi menjadi USD1.848,7.
"Investor sekarang sangat membutuhkan safe-haven ketimbang hanya surat utang dan itulah mengapa kita melihat emas lebih unggul," kata Edward Moya, analis OANDA.
Harga minyak menguat, Rabu, setelah pemimpin Uni Eropa menyetujui larangan parsial dan bertahap terhadap minyak Rusia.
"Inflasi tidak dapat benar-benar turun jika biaya energi setinggi itu. Jadi saya pikir risiko pengetatan yang jauh lebih agresif secara global dapat benar-benar mendorong perdagangan emas," papar Moya.
Membebani status safe haven Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,9 persen, sementara imbal hasil US Treasury juga menguat.
"Kami melihat beberapa short-covering di pasar berjangka dan sedikit bargain hunting di pasar tunai setelah tekanan jual baru-baru ini," kata analis Kitco, Jim Wycoff.
Investor juga menantikan data penggajian non-pertanian Amerika dan data inflasi Mei untuk petunjuk ekonomi dan prospek jalur pengetatan kebijakan Federal Reserve.
Pasar memperhitungkan kenaikan suku bunga setengah poin dari Fed bulan ini dan berikutnya, meski ketidakpastian menutupi prospek di luar itu.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi.
Namun, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas dan mendongkrak dolar.
Sementara itu harga perak di pasar spot melonjak 1,5 persen menjadi USD21,85 per ounce, setelah mencapai level terendah dua minggu di awal sesi.
Platinum melambung 3,3 persen menjadi USD996,50, setelah melejit sebanyaknya 4,4 persen menjadi USD1.006,93 sebelumnya, naik karena kekhawatiran pasokan dari Afrika Selatan dan Rusia. Paladium menguat 0,3 persen menjadi USD2.005,18.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Stockbit Error Sejak Pagi, Publik Ancam Pindah Platform Hingga Lapor YLKI
-
HIPMI Soroti Dugaan Tekanan Kelompok Kepentingan di Industri Tekstil
-
Rupiah Loyo di Tengah Kuatnya Dolar AS, RUU Redenominasi Jadi Sorotan
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini di Awal Sesi, Rawan Aksi Profit Taking
-
Ratusan Eksportir Sawit Diduga Nakal, Kibuli Negara Dengan Modus Pintar
-
Ekonom Sebut Moratorium Cukai Rokok Lebih Untung Bagi Negara Dibanding Kenaikan
-
Waduh, Kesadaran Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Syariah, Masih Kecil!
-
Bursa Kripto Domestik Siapkan Solusi untuk Transaksi Jumbo
-
Emas Antam Lompat Tinggi Lagi, Harganya Tembus Rp 2.296.000 per Gram.
-
BI Jakarta: Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis