Suara.com - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Yadi Sofyan Noor mengatakan, Indonesia bisa jadi salah satu negara dengan sektor pangan terkuat di dunia.
Namun, hal ini bisa terwujud jika Pemerintah bisa memanfaatkan maksimal Food Estate di Kalimantan Tengah dan banyak wilayah lainnya.
Yadi menjelaskan, rata-rata penyusutan lahan di Indonesia mencapai 150.000 hektare per tahun. Sementara data cetak sawah di bawah 100.000 hektare, tepatnya 60.000 per tahun. Sehingga, dapat disimpulkan cetak sawah di Indonesia defisit 90.000 tiap tahun dan ini tentu tidak bisa dibiarkan.
Namun dengan kehadiran food estate, kata dia, lahan sawah yang dibuat bisa bertumbuh lebih cepat dan lebih maksimal.
Selain itu, menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Edi Santosa, Indonesia memiliki potensi sebagai lumbung pangan dunia melalui program Food Estate yang telah dijalankan oleh pemerintah beberapa tahun belakangan.
"Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sangat mungkin, syaratnya harus betul-betul serius," kata dia.
Menurut dia, Food Estate bisa jadi solusi ketahanan pangan secara nasional ataupun global. Oleh karena itu, ia berharap program Food Estate memiliki daya saing tinggi.
"Food estate harus dibangun dengan daya saing, sehingga nantinya mendukung cita cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," katanya.
Saat ini, Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas di Kalimantan Tengah sudah ditetapkan sebagai wilayah Food Estate. Selain itu Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara.
Baca Juga: Koordinasi Perlu Ditingkatkan untuk Menyukseskan Food Estate
Selain itu, pemerintah juga akan memperluas program tersebut ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, dan Papua.
Berita Terkait
-
Guru Besar IPB: Jika Serius, Indonesia Sangat Mampu Jadi Lumbung Pangan Dunia
-
Food Estate Dukung Impian Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
-
Empat Pilar untuk Memuluskan Food Estate
-
Sedang Menghantui Dunia, Megawati: Kita Berharap Indonesia Terhindar dari Ancaman Krisis Pangan
-
Koordinasi Perlu Ditingkatkan untuk Menyukseskan Food Estate
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu
-
3 Jenis BBM Shell Ini Masih Langka di Seluruh SPBU