Suara.com - Bicara soal molornya proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung hingga 2022 tentu tidak bisa dilepaskan dari sosok Rini Soemarno.
Peran Rini Soemarno dalam proyek kereta cepat yang berpotensi rugikan APBN tersebut adalah sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelum masa kepemimpinan Erick Thohir.
Pada 2015 saat Indonesia meneken kerja sama dengan China terkait proyek tersebut, Rini adalah pimpinan tertinggi perusahaan-perusahaan pelat merah.
Sebelumnya pada 2016 peran Rini Soemarno juga dipertanyakan oleh Komisi V DPR RI yang mengawasi penggunaan APBN. Lembaga legislatif tersebut menilai bahwa pembangunan sarana transportasi kereta cepat seharusnya menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan di bawah kendati Menteri Ignasius Jonan.
Namun, aktor utama pembangunan justru Kementerian BUMN sementara Kemenhub lebih banyak berperan menjadi penonton. Kondisi ini tentu layak disebut sebagai kejanggalan. Setelah proyek itu berjalan Rini sempat menyatakan kereta cepat berpotensi molor hingga 2020, dan kini 2022 pun belum kelar.
Komisi V saat itu juga menyoroti biaya pembangunan kereta cepat yang sangat mahal. DPR menilai proyek ini bakal merugikan APBN. Indonesia juga berpotensi menanggung utang selama puluhan tahun. Terkait masalah ini, Jonan enggan angkat bicara.
Di kesempatan terpisah, Rini Soemarno pernah memberi pernyataan bahwa tujuan utama pembangunan moda transportasi kereta cepat adalah memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat.
Terlebih, sejumlah keunggulan juga ditawarkan seperti waktu tempuh lebih singkat, keamanan, dan kenyamanan. Pernyataan itu disampaikan Rini saat meninjau proyek kereta cepat di kawasan Walini, Jawa Barat.
Di samping itu, proyek kereta cepat dinilai mampu menumbuhkan potensi ekonomi di sepanjang Jakarta – Bandung. Kondisi ini akan menguntungkan para pelaku ekonomi kerakayatan. Nantinya, jika kereta ini sudah selesai, lapangan pekerjaan terkait operasional kereta cepat bakal diprioritaskan bagi warga lokal.
Baca Juga: China Minta Indonesia Tanggung Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, Ini Respon Pemerintah
Sebelum diteken konsorsium BUMN Indonesia dan BUMN China kereta cepat sejatinya bakal dikerjakan oleh pemerintah Jepang. Namun ternyata Indonesia lebih tertarik dengan tawaran dari China. Kondisi ini sempat membuat hubungan bilateral Indonesia – Jepang merenggang.
Namun kini China Development Bank (CDB) yang terlibat dalam pendanaan proyek kereta cepat baru saja mewanti-wanti pemerintah Indonesia untuk menutup pembengkakan biaya pembangunan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Catatan terbaru menunjukkan proyek kereta cepat diperkirakan bisa mengalami pembengkakan biaya USD 1,17 – USD 1,9 miliar jika pembangunannya selesai pada November 2022 mendatang. Dengan pembengkakan biaya itu, total gelontoran dana yang semula hanya berada di kisaran USD 5,5 miliar bisa membengkak hingga USD 7,9 miliar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
- 
            
              China Minta RI Tanggung Biaya Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
 - 
            
              Biaya Membengkak Rp27 Triliun, Eks Menteri BUMN Rini Soemarno Pernah Puji China Terkait Kereta Cepat
 - 
            
              Mengingat Kembali Ucapan Presiden Jokowi Tak Akan Gunakan APBN untuk Proyek Kereta Cepat
 - 
            
              Deretan Fakta China Minta RI Tanggung Biaya Bengkak Proyek Kereta Cepat
 - 
            
              China Minta Indonesia Tanggung Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, Ini Respon Pemerintah
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen