Suara.com - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh meminta pemerintah menunda rencana kenaikan harga BBM, lantaran akan sangat berdampak terhadap nelayan kecil di daerah.
Pasalnya, selama ini saja, nelayan tradisional kesulitan mendapatkan BBM jenis pertalite dan biosolar karena adanya dugaan pihak-pihak yang cara menutup akses nelayan tradisional untuk mendapatkan BBM subsidi.
Bahkan, kata ketua KNTI Azwar, nelayan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli BBM non subsidi guna memenuhi kebutuhan ketika hendak melaut, sehingga sangat berpengaruh pada iklim usaha nelayan dalam menangkap ikan.
Menurut Azwar, pemerintah lebih baik mencari solusi dan skema pendistribusian BBM subsidi untuk seluruh nelayan agar merata, tidak dengan cara menaikkan harga BBM subsidi.
“Selama ini nelayan sudah banyak tantangan dalam melaut, selain sulitnya mendapat pertalite, nelayan juga harus berhadapan dengan perubahan iklim yang sangat berdampak kepada nelayan kecil,” kata dia.
Azwar meminta agar pemerintah benar-benar mempertimbangkan dengan matang kebijakan untuk menaikkan harga BBM pertalite dan biosolar.
“Sebab ini menyangkut dengan hajat hidup masyarakat banyak yang ekonominya sangat rendah,” kata Azwar, dikutip dari Antara.
Sebelumnya pemerintah harus menyiapkan skema terkait perubahan kebijakan harga BBM pertalite agar kuota BBM yang disubsidi pemerintah itu dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun sesuai pagu APBN 2022.
Adapun belanja subsidi dan kompensasi yang dikucurkan pemerintah hingga Agustus 2022 sudah mencapai Rp502,4 triliun, yang terdiri atas subsidi energi Rp208,9 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp292,5 triliun.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bakal di Atas USD100 Per Barel, Jadi Alasan Pemerintah Naikkan Harga BBM
Padahal saat ini kuota subsidi pertalite hanya tersisa enam juta kiloliter dari 23 juta kiloliter subsidi yang disepakati hingga akhir 2022. Dengan sisa kuota tersebut, pemerintah memperkirakan peralite subsidi akan habis pada Oktober 2022.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada menteri agar perubahan harga pertalite diputuskan secara hati-hati dan dikalkulasikan dengan matang agar tidak menurunkan daya beli rakyat dan tak menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, jadi semuanya harus diputuskan dengan hati-hati, dikalkulasi dampaknya jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangga," kata Jokowi.
Berita Terkait
-
Pasrahnya Rakyat Kecil di Tengah Isu Kenaikan Harga BBM, Driver Ojol: Ini Aja Udah Pas-pasan, Apalagi Naik
-
Pengamat: Jika Rp100 Triliun dari Subsidi BBM Dialihkan ke Pendidikan, Tiap Siswa Dapat Rp12 Juta Setahun
-
Nelayan Aceh Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM: Sekarang Saja Sulit Dapat Pertalite
-
Sejumlah Relawan Plat K Temui Jokowi di Istana, Bicarakan Apa?
-
Harga Minyak Dunia Bakal di Atas USD100 Per Barel, Jadi Alasan Pemerintah Naikkan Harga BBM
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir