Suara.com - Isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya yang bersubsidi seperti Pertalite dan Solar makin santer saja. Meski demikian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jika harga BBM nanti akhirnya naik, bukan berarti dari akhir segalanya.
"Ini bukan seperti perang dunia ketiga, tidak. Tapi ini memang dinamika yang seluruh dunia sedang hadapi," kata Luhut dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara hybrid, Selasa (30/8/2022).
Untuk itu Luhut pun meminta kepada Kepala Daerah untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang urgensi kenaikan harga BBM dan langkah-langkah pemerintah untuk meringankan beban masyarakat.
"Bagaimana kita menghadapi yah, kita harus kompak," kata Luhut.
Sebelumnya pemerintah berencana untuk memberikan sejumlah program bantuan sosial (bansos) seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang masing-masing akan mendapatkan Rp600 ribu.
Pemberian bansos ini merupakan pengalihan anggaran subsidi yang akan diberikan pemerintah sebagai bantalan sosial atas kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya yang bersubsidi.
"Instruksi Bapak Presiden bahwa pemmeintah akan memberikan tambahan bantuan sosial dalam rangka pengalihan subsidi BBM, ini dalam rangka juga keadilan," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/8/2022).
Sri Mulyani Indrawati menambahkan pemerintah akan mulai memberikan bantalan sosial tambahan sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM sebesar Rp24,17 triliun.
Bantalan sosial tambahan ini akan diberikan kepada 20,65 juta kelompok atau keluarga penerima manfaat dalam bentuk bantuan langsung tunai pengalihan subsidi BBM sebesar Rp600 ribu dengan 4 kali pemberian dan total anggaran yang disiapkan sebesar Rp12,4 triliun.
Baca Juga: Menentukan Langkah dalam Merealisasikan Kebijakan Subsidi BBM yang Tepat Sasaran
Selain pemberian BLT, pemerintah juga akan memberikan bansos berupa BSU kepada 16 juta pekerja yang memiliki gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan. Dengan nilai bantuan yang sama yakni sebesar Rp600 ribu, dengan total anggaran Rp9,6 triliun.
Selain BLT dengan anggaran Rp12,4 triliun plus anggaran bansos BSU untuk pekerja sebesar Rp9,6 triliun, pemerintah daerah juga diminta untuk menyiapkan bansos khusus melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) yang anggarannya sebesar Rp2,17 triliun.
Sri Mulyani pun melontarkan sejumlah 3 bansos tersebut akan mulai didistribusikan oleh Kementerian Sosial pada minggu ini.
"Jadi, bapak presiden meminta kami berdua menyampaikan bahwa seluruh bantuan-bantuan itu sudah dan akan diekseskusi minggu ini," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Mengapresiasi Inovasi: Energi Penggerak Menuju Indonesia Emas 2045
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi