Suara.com - Ekonom Senior Rizal Ramli menilai keputusan pemerintah yang menaikkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada akhir pekan lalu merupakan jalan pintas yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi).
RR sapaan akrabnya mengatakan Presiden Jokowi tampaknya malas untuk berpikir panjang terkait kebijakan energi ini.
"Pak Jokowi jangan miskin pikir," kata RR saat ditemui di Kawasan Tebet Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2022).
Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, sebetulnya banyak opsi yang bisa diambil pemerintah selain menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Kreatif jangan bisanya menaikkan utang dan menaikkan harga," ucap RR.
Sementara itu ditempat yang sama Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menilai kebijakan kenaikan harga BBM ini merupakan keputusan yang cacat.
"Bagaimana agar menghentikan kebijakan-kebijakan yang cacat, buat rakyat melarat, seolah-olah tak ada kekuatan yang bisa melawan, seolah-olah tak ada yang bisa mereduksi, meluruskan kebijakan-kebijakan yang salah," katanya.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat yang merasa bahwa kebijakan kenaikan harga BBM ini merugikan untuk bersatu dan melakukan gugatan.
"Untuk itu saatnya rakyat bersatu untuk menggugat semua kebijakan yang cacat ini," katanya.
Baca Juga: Masyarakat Belum Pulih dari Pandemi, Fraksi PKS Bantul Tolak Tegas Kenaikan Harga BBM Subsidi
Apalagi kata dia saat ini harga minyak dunia sudah mulai berangsur turun sehingga kata dia sudah sepantasnya pemerintah tidak melakukan penyesuaian harga BBM ini.
"Kalau BBM sendiri sama sekali tak ada alasan untuk menaikkan BBM. Harga minyak dunia turun, di kita naik. Kemudian anggaran juga tidak jelas, infrastruktur juga banyak yang cacat. Saya kira sudah banyak catatan-catatan," katanya.
Sebelumnya, pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022) siang. Kenaikkan harga BBM tersebut berlaku satu jam dari pengumuman.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hari ini tanggal 3 September Tahun 2022 pukul 13.30 pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam konferensi persnya, Sabtu (3/9/2022).
Ia pun merinci penyesuaian harga BBM tersebut, antara lain:
- Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter
- Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter
Tak hanya itu, Arifin juga menyebut harga Pertamax nonsubsidi juga mengalami penyesuaian harga, yakni dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter. Adapun Arifin menegaskan kenaikkan harga BBM ini berlaku sejak pengumuman disampaikan atau mulai pukul 14.30 WIB Sabtu ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pinjaman KUR BRI di Bawah Rp100 Juta Tidak Wajib Pakai Agunan? Ini Penjelasannya
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik