Suara.com - Kementerian BUMN mencatatkan bakal ada empat perusahaan pelat merah sektor energi yang mengantre dalam Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana hingga 2023 mendatang.
Empat BUMN itu adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Palm Co, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT Pertamina Hulu Energy (PHE). Nilai IPO-nya diperkirakan mencapai belasan triliun rupiah.
PGE akan menjadi emiten pertama yang diluncurkan ke publik. Selanjutnya secara berturut-turut PKT, Palm Co, dan PHE. Namun, pemerintah tidak memerinci nilai emisi yang dihasilkan keempatnya sebagai dampak dari peluncuran saham ini.
Selain keempat perusahaan di atas, rencananya total ada sekitar 10-15 perusahaan dalam payung BUMN yang akan IPO hingga 2023 mendatang. Rencana ini dilakukan lantaran kementerian ingin BUMN bisa bersaing di pasar bebas sehingga tidak membebani negara.
Langkah ini juga menyusul lebih dari 30 BUMN lain yang telah melantai terlebih dahulu di pasar saham. Nilai keuntungannya mencapai 1.000 triliun lebih. Belasan perusahaan yang bakal dilepas tersebut berasal dari berbagai sektor antara lain migas, kesehatan, dan jasa keuangan.
Anak Usaha BUMN Masuk dalam Pipeline IPO
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, salah satu anak usaha BUMN sudah masuk dalam pipeline pencatatan saham perdana atau initial public offering di pasar modal.
Namun, Nyoman tidak menjelaskan lebih detail nama perusahaan anak usaha BUMN yang dimaksud tersebut. "Sampai dengan tanggal 10 Mei 2022 masih terdapat 38 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dan salah satunya adalah afiliasi BUMN," kata Nyoman.
Nyoman hanya menjabarkan 38 perusahaan yang masuk pipeline Initial Public Offering (IPO) per sektornya. Berikut daftarnya:
Baca Juga: Tak Berdaya dan Terus Berada di Zona Merah, IHSG Rabu Sore Ditutup Anjlok ke Level 7.278
- 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
- 2 Perusahaan dari sektor Industrials;
- 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
- 7 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
- 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
- 2 Perusahaan dari sektor Technology;
Tag
Berita Terkait
-
Dua Emiten Ini Bakal Mendulang Cuan, BUMN Didorong Gunakan Kendaraan Listrik
-
Rebound, IHSG Kamis Pagi Dibuka Naik ke Level 7.311
-
Minuman Rempah Akar Jawi, UMKM Binaan Semen Gresik Sukses Go Global di Tong Tong Fair 2022 di Belanda
-
Menteri Erick Thohir Perintahkan Direksi hingga Karyawan Pakai Kendaraan Listrik
-
Tak Berdaya dan Terus Berada di Zona Merah, IHSG Rabu Sore Ditutup Anjlok ke Level 7.278
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Program MBG: Bukan Pemicu Inflasi, Justru Jadi Mesin Ekonomi Rakyat
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako