Suara.com - Setiap pengusaha pasti ingin bisnisnya semakin berkembang sehingga dapat naik kelas. Tapi, tentu saja dibutuhkan berbagai upaya agar bisnis naik kelas. Salah satunya adalah pengelolaan keuangan yang baik.
Meskipun produk Anda bagus dan laku di pasaran, tapi bisnis akan lama berkembang jika Anda tidak tahu bagaimana cara melakukan alokasi budget atau anggaran yang efektif dan efisien.
Ligwina Hananto, CEO & Lead Financial Trainer QM Financial bersama Ninja Xpress kali ini akan membantu kamu dengan strategi jitu alokasi budget agar bisnis kamu bisa naik kelas lebih cepat. Yuk, simak!
1. Pelajari Kondisi Keuangan Bisnis
Ligwina, yang berpengalaman selama lebih dari 18 tahun di bidang edukasi finansial, menjelaskan bahwa bisnis naik kelas bisa menjaga persaingan kita dengan kompetitor. Namun, bisnis yang ingin naik kelas harus dapat menunjukkan laporan keuangan yang baik.
Alur kas dan laporan laba rugi yang positif menjadi indikator yang menjanjikan bagi pemilik usaha untuk melakukan proses scaling up. Beberapa indikator finansial dan non-finansial yang dapat membantu pemilik usaha dalam menentukan waktu dan cara scale up bisnis adalah:
- Customer retention yang tinggi
Bisnis sudah memiliki nilai tambah yang diminati oleh pasar dan pembeli sudah percaya dan puas atas produk atau jasa yang ditawarkan.
- Sistem perusahaan stabil, tidak berubah-ubah
Hal ini mencakup tingkat kepuasan konsumen, metode komunikasi dan divisi di dalam perusahaan, pemanfaatan tools IT dan teknologi yang memadai, kebahagiaan karyawan, dan lain sebagainya.
- Permintaan melebihi kapabilitas penawaran
Apabila Anda sebagai pemilik usaha memiliki kesulitan berurusan dengan order dan kapasitas operasional, maka hal ini menjadi tanda untuk bisa segera melakukan scale up.
Baca Juga: 7 Daftar Peluang Bisnis Tahun 2022 yang Wajib Kamu Coba
2. Menghitung Indikator Finansial dengan Tepat
Scaling up menjadi salah satu proses bisnis yang paling berpotensi untuk kegagalan. Banyak sekali bisnis mengalami kebangkrutan dan ketidakpastian di dalam tahap ini. Ligwina menguraikan beberapa indikator finansial yang perlu diperhatikan agar bisa mengetahui apakah proses scaling up yang dilakukan berpotensi untuk bangkrut atau tidak.
- Tekanan modal kerja (working capital pressures)
Indikator ini menunjukkan seberapa besar jumlah modal kerja yang sepenuhnya digunakan untuk menjalankan bisnis. Apabila tidak tercukupi, sistem kerja bisnis akan terhambat dan berpotensi bangkrut.
- Likuiditas (liquidity)
Likuiditas mengacu pada seberapa mudah mengkonversikan aset yang menjadi milik kas tanpa mempengaruhi harga pasar yang ditawarkan.
- Free cash flow
Arus kas bebas dapat didefinisikan sebagai kas yang dihasilkan oleh perusahaan setelah mempertimbangkan arus kas keluar untuk kebutuhan operasional dan pemeliharaan aset. Mudahnya, free cash flow adalah sisa uang kas yang diperoleh ketika ada hasil utang atas beban operasional dan CapEx (Capital Expenditure). Hitungan ini akan membantu kamu dalam mengetahui seberapa besar kas menganggur yang tersedia, dan apakah dapat digunakan sebagai modal untuk melakukan scale up atau tidak.
- EBITDA
EBITDA adalah perhitungan finansial yang mengkalkulasikan pendapatan sebuah perusahaan sebelum bunga, perpajakan, depresiasi, dan amortisasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM