Suara.com - Cuitan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf), Sandiaga Uno yang membagikan tips untuk masyarakat di tengah kenaikan harga kebutuhan masih jadi bulan-bulanan warganet.
Salah satunya dalam video yang diunggah akun Binasrul A Rahmawan memperlihatkan reaksi salah satu warga yang kecewa dengan tips tersebut.
"Jane jenengan niku mikir nopo mboten to pak. Sak pinter-pintere nek raenek sing dikelola ki terus ngelola opo? Jenengan rung tau to bojo nesu-nesu goro-goro jenengan kere?" tanya pria dalam video tersebut.
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, sebagai berikut,"Sebenernya bapak mikir tidak pak. Sepinter-pinternya orang kalau tidak ada yang dikelola (uang), terus mau mengelola apa? Bapak belum pernah kan istri marah-marah karena bapak kere?"
Untuk diketahui, Sandi memberikan pernyataan soal cara agar masyarakat bisa selamat dan bangkit di tengah keadaan perekonomian yang sedang carut-marut.
"Meski harga-harga kini sedang meningkat, namun jika kalian pintar dalam mengelola keuangan, saya yakin kalian bisa selamat dan bangkit jauh lebih baik," ujar Sandi melalui Twitter pada Sabtu (10/09/22) lalu.
Tidak hanya pertama kali ini saja, sebelumnya Sandiaga Uno sudah menuai cibiran dari netizen. Publik mengatakan bahwa pernyataan dari Sandi tersebut tidak pas jika ditujukan untuk masyarakat kalangan bawah.
"Kalimat bijak yang bisa menyakitkan bagi rakyat miskin. Uang yang mau diaturpun tiada," ujar netizen.
"Tiap hari maksudnya makan nasi sama gereh pak? Gaji monoton kebutuhan hedon. Jangan ngadi-ngadi dengan kata-kata 'pintar'," imbuh netizen lain.
Baca Juga: Keji! Video Viral Ibu Kepruk Kepala Anak Kandungnya Pakai Meja dan Kursi Kayu
"Situ enak, orang kaya. Lah gue, mengelola keuangan kalau nggak ada uangnya terus gimana?" kata netizen lain.
"Semua argumentasi tentang keuangan oleh orang yang tidak pernah miskin dan melarat adalah argumentasi kosong yang tak perlu didengarkan," komentar netizen lainnya.
Untuk diketahui, imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menyebabkan harga berbagai bahan pokok ikut naik.
Hal tersebut membuat masyarakat kalangan menengah ke bawah semakin tercekik dengan mahalnya bahan-bahan pokok.
Berita Terkait
-
Pelanggan Minimarket Ini Letakkan Kaki di Rak, Ramai Dikritik Tak Beradab
-
Kamar Tidur Mendadak Jadi Kandang Akibat Lupa Tak Kunci Pintu, Pemilik Auto Syok
-
Bagikan Air Minum dan Uang di Jalan, Warganet: Saya Iri sama yang Kayak Gini
-
Keji! Video Viral Ibu Kepruk Kepala Anak Kandungnya Pakai Meja dan Kursi Kayu
-
Aman dari Retweet, Ini 2 Cara Privasi Akun Twitter!
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Harga Emas Antam dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini Naik!
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor