Suara.com - Krisis global yang melanda sebagian besar negara di dunia membuat sejumlah pihak merasa prihatin. Untuk itulah mantan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj mengajak masyarakat Indonesia untuk menguatkan sistem ketahanan pangan nasional, yang kini mulai terdampak akibat krisis global. Menurutnya, apabila kondisi pangan terganggu makan bukan tidak mungkin stabilitas keamanan dan krisis politik juga akan terganggu.
"Tidak lama lagi kalau benar akan terjadi krisis yang luar biasa dan kalau sudah terjadi kelaparan (krisis pangan) maka pasti akan terganggu antara stabilitas ekonomi dan keamanan. Karena semua pasti akan saling kait mengkait," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Menjaga pangan dari berbagai krisis apapun adalah kewajiban bagi semua umat manusia. Karenanya, kata Kiyai Said, hal ini juga yang telah diingatkan Allah SWT dalam surat Al Quraisy, yang berarti berikanlah makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan ketakutan.
"Perut dulu kenyang, baru aman. Jangan nanti perut lapar, baru kita berharap tenang. Jangan juga beras panen, tapi harga mahal. Ini kadang-kadang yang saya nggak mudeng. Kita nomor satu penanam sawit di dunia, tapi minyak goreng mahal," katanya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan, pentingnya penguatan komoditas lokal untuk kemandirian pangan, demi meningkatkan kesejahteraan petani serta antisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia. SYL mengajak semua pihak berkontribusi terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan nasional.
Karena itu, kata dia, setiap kepala daerah diharapkan mampu memperkuat lumbung-lumbung pangan yang ada dan memperkuat cadangan pangan untuk mencapai ketahanan pangan daerah.
"Untuk itu diperlukan pemetaan potensi unggulan daerah, termasuk potensi komoditas lokal, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan petani," jelasnya.
SYL mengatakan, menghadapi tantangan yang ada saat ini tidak bisa dilakukan sendiri. Semua harus terlihat dan membangun networking yang kuat. Lebih dari itu, cara kerja biasa juga harus ditingkatkan menjadi cara kerja luar biasa.
"Pertanian modern harus diperkuat, langkah extra ordinary harus dilakukan. Smart farming, pemanfaatan inovasi teknologi di era Revolusi Industri 4.0 seperti internet of things, drone, robot construction dan artificial intelligent juga harus sudah jalan," ungkapnya
Baca Juga: Jenderal Dudung Gandeng PHR, Luncurkan Program Ketahanan Pangan di Tanah Sakai
Berita Terkait
-
Petani di Garut Didorong Berani Ambil Peluang Ekspor agar Bisa Tingkatkan Kesejahteraan
-
Berkunjung ke Asahan, Wamentan Ingatkan Pentingnya Hilirisasi melalui BUMD
-
Melalui Ketahanan Pangan, Pemkab Karawang Kendalikan Inflasi Daerah
-
Bantul Usulkan Penggantian Sapi Mati karena Terpapar PMK ke Pemerintah Pusat
-
Punya Komitmen Memajukan Pertanian, Mentan SYL Dianugerahi Lencana Utama Adi Bhakti Tani
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas