Suara.com - Harga emas melorot di dekat level terendahnya pada perdagangan hari Senin, karena yield US Treasury dan dolar melesat, sementara kegelisahan atas kenaikan suku bunga Federal Reserve mengurangi daya tarik logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Mengutip CNBC, Selasa (27/9/2022) harga emas di pasar spot merosot 1,2 persen menjadi USD1.623,79 per ounce setelah jatuh ke posisi USD1.620,85, level terendah sejak April 2020.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,3 persen lebih rendah menjadi USD1.633,40 per ounce.
"Emas bukan satu-satunya aset yang diinginkan dalam hal keamanan. Uang juga masuk ke US Treasury," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Prospek emas bergantung pada Federal Reserve, kata Haberkorn, menambahkan bahwa "ini semacam badai yang harus kita hadapi sekarang jika kita seorang investor emas," katanya.
Suku bunga AS yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik emas dengan imbal hasil nol, sambil memperkuat dolar dan yield obligasi.
Emas kehilangan lebih dari USD400, atau lebih dari 20 persen sejak melesat di atas level kunci USD2.000 per ounce pada Maret karena bank sentral utama menaikkan suku bunga.
Membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, Indeks Dolar (Indeks DXY) menyentuh level tertinggi sejak 2002.
"Pergerakan dolar belum berakhir dan itu akan menjaga tekanan pada emas," Edward Moya, analis OANDA.
Baca Juga: Harga Emas Kembali Terpuruk, The Fed Jadi Biang Keroknya
Kendati prospek kenaikan suku bunga yang agresif meredam sentimen terhadap emas saat ini, beberapa analis mengatakan bullion masih tetap didukung oleh risiko resesi dan ketegangan geopolitik.
"Kita mendapati penguatan dolar dan peningkatan imbal hasil US Treasury, yang biasanya akan mendorong emas lebih rendah. Namun, secara umum, emas tidak terlalu buruk dalam skema ini," kata Ross Norman, analis independen.
Di pasar fisik, net impor emas China melalui Hong Kong melonjak hampir 40 persen ke level tertinggi lebih dari empat tahun pada Agustus, berdasarkan data yang dirilis Senin.
Logam lainnya, harga perak di pasar spot anjlok 2,5 persen menjadi USD18,37 per ounce.
Platinum turun 0,4 persen menjadi USD850,43 per ounce dan paladium kehilangan 0,8 persen menjadi USD2.050,79.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
RI Ekspor Kopi Robusta Asal Lampung dan Malang ke Mesir
-
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
-
Setelah Cukai, Produsen Kini Resah dengan Maraknya Rokok Ilegal
-
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya
-
IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?
-
Bank Indonesia Buka Suara Disebut Jual Cadangan Emas 11 Ton
-
Harga Emas Hari Ini Naik Semua! Antam Tembus Rp 2.356.000, Emas UBS Meroket!
-
Marak Apartemen Kosong, Begini Caranya Biar Investasi Properti Tetap Cuan