Suara.com - Siapa tak kenal Lemonilo, pionir mi instan sehat karena bebas dari 3P, yakni penguat rasa, pengawet, dan pewarna sintetis. Tahukah kamu, produk ini dikembangkan oleh perusahaan startup, yang salah satu founder-nya adalah perempuan, yaitu Shinta Nurfauzia.
Fokus hanya menjual produk makanan sehat, Shinta menceritakan alasan di balik perusahaannya menciptakan Lemonilo. Dalam serial pendek She Builds musim kedua yang ditayangkan di Youtube National Geographic India, Shinta mengungkap keinginannya untuk membiasakan masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan sehat.
Makanan di Indonesia sangat beragam, tapi sayangnya, menurut Shinta, banyak yang digoreng, dimasak dengan santan, sehingga menjadikan makanan tersebut berkalori tinggi dan tidak sehat.
Shinta sendiri berasal dari keluarga yang tidak terlalu memperhatikan kebiasaan makan sehat. Saat kecil, ia dan keluarganya akan makan makanan apapun yang diinginkan, tanpa memerhatikan dampak kesehatan yang ditimbulkannya.
Ketika mendirikan startup, Shinta pun punya misi untuk membantu orang-orang Indonesia memilih makanan yang lebih baik melalui berbagai pilihan alternatif yang lebih sehat. Pilihan pertamanya jatuh pada mi instan.
"Mi instan adalah subsektor FMCG yang paling kompetitif di dunia, terutama di Indonesia, karena ada banyak produsen besar di sini. Jadi, ketika saya ingin menciptakan mi instan yang sehat, bagian yang tersulit adalah meyakinkan para partner dan supplier," kata Shinta.
Dulu, menurut Shinta, tak ada kategori mi instan sehat yang bisa ditemui di pasaran.
"Produknya mungkin sudah ada, tapi jumlahnya tidak signifikan," katanya.
Kini, berkat kehadiran Lemonilo, pasar mi instan punya kategori baru yang diminati konsumen, yaitu mi instan sehat. Berkat Lemonilo pula, kini semakin banyak ibu-ibu yang tak lagi khawatir memberi mi instan pada anaknya.
Sebagai pengusaha perempuan yang juga sekaligus seorang ibu, Shinta mengaku dirinya sangat sensitif terhadap komentar konsumen, terutama ibu-ibu, yang merupakan pasar terbesarnya.
Tak heran, saat ini, ketika ia ingin mengeluarkan produk baru, ia harus memulainya dengan pertanyaan, "Apakah produk ini baik untuk keluarga saya?" Harapannya, agar anak, ibu, dan semua anggota keluarga dapat menikmati produknya setiap hari tanpa rasa bersalah dan mendapat efek kesehatan yang baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Daftar Saham yang Cuan Pagi Ini
-
Kilang Minyak Dumai Pertamina Kebakaran, Operasional Terganggu?