Suara.com - Pakar investasi Hendra Setiawan Boen menilai, fenomenaPHK hingga kebangkrutan perusahaan rintisan (startup) memperlihatkan ada startup bervaluasi miliaran dolar AS tapi hanya di atas kertas.
"Tidak mencerminkan nilai perusahaan startup yang sesungguhnya," kata Hendra yang juga Managing Partner Frans & Setiawan Law Office tersebut.
Sepanjang tahun ini, dunia dihebohkan dengan jatuhnya beberapa startup bervaluasi miliaran dolar yang berkategori unicorn atau decacorn seperti Theranos, FTX, dan Terra Luna.
Ia beralasan, status ini dapat menimbulkan asumsi di benak calon investor, seolah-olah startup yang sudah menyandang gelar tersebut sudah pasti perusahaan besar yang sehat dari segi finansial.
"Padahal valuasi miliaran dolar dihitung dari berapa komitmen investasi dari investor yang tidak jarang berupa utang dan wajib dibayarkan kembali berikut bunga,” ujar Hendra.
Ia menuturkan, di Indonesia juga terdapat puluhan startup berkategori unicorn dan bahkan decacorn, tapi sampai sekarang masih merugi menahun.
"Memang sebagian dari kerugian tersebut akibat inefisiensi para startup dalam mengelola keuangan dan dana investasi, misalnya memberi gaji besar dan fasilitas mewah kepada para pekerja dengan tujuan branding atau jor-joran dalam membakar uang,” jelasnya.
Hendra mengungkapkan startup berkategori unicorn atau decacorn seperti Theranos, FTX, dan Terra Luna, belakangan diketahui mengalami kegagalan, namun tiga startup tersebut bukan mengalami kegagalan usaha atau kinerja bisnis.
"Tapi karena adanya penipuan dan penggelapan dengan pelaku tidak lain para pendiri, serta tata kelola manajemen startup yang buruk," Pungkasnya.
Baca Juga: 15 Perusahaan yang Lakukan PHK Massal di Indonesia Sepanjang Tahun 2022
Pendiri Theranos, Elizabeth Holmes misalnya baru-baru ini dijatuhi hukuman lebih dari 11 tahun penjara karena terbukti menipu investor melalui startup alat tes kesehatan yang ternyata palsu.
Sementara Do Kwon, pendiri Terra Luna, saat ini menjadi buronan Interpol dan kejaksaan Amerika Serikat juga sedang menyelidiki Sam Bank-Fried sebagai pendiri FTX, katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Lakukan PKH Massal, Ternyata Segini Gaji Karyawan GOTO
-
Gelombang PHK Buruh Mulai Makan Korban, Pemilik Kos Gigit Jari Ditinggal Penghuni
-
Elon Musk Akhiri PHK Massal Twitter, Siap Buka Lowongan Lagi
-
IdeaFest 2022 Hadirkan Program Nexspace, Berikan Kesempatan Akselerasi Bisnis bagi Startup
-
15 Perusahaan yang Lakukan PHK Massal di Indonesia Sepanjang Tahun 2022
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
OJK Luncurkan 'Buku Khutbah' Baru, Rahasia Keuangan Syariah Terungkap!
-
AMTI Khawatir Konsumen Beralih ke Rokok Murah Gegara Kebijakan Ini
-
Emas Antam Tak Bergerak Hari Ini, Intip Deretan Harganya
-
ASDP Tambah Kapal di 2 Lintasan Tersibuk pada Masa Nataru
-
Asosiasi Ini Soroti Peran Akuntan dalam Pelaporan Keberlanjutan dan Transparansi ESG
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678
-
Harga Emas Antam Hari Ini Berkisar 2,4 Jutaan per Gram, Sulit Menguat?
-
Bank Pemberi Pinjaman Eks Bupati Lampung Tengah Ikut Kena Getah
-
Masih Minim Serapan, Diskon Tiket Kapal Feri untuk Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Profil PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS), Siapa Pemilik Sahamnya?