Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kereta api harus menjadi tulang punggung transportasi publik nasional.
"Kereta api harus menjadi backbone (tulang punggung) bagi transportasi publik kita. Kereta api harus kita dorong," ujar Erick Thohir pada Senin (2/1/2022) ini.
Ia lantas membandingkan dengan sejumlah negara seperti Jepang, China, dan Amerika Serikat yang menjadikan kereta api sebagai punggung transportasi publik.
Sehingga, kata dia, Indonesia harus membangun lagi sektor kereta api, beberapa diantaranya melalui proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung dan LRT Jabodebek.
"Kita akan melakukan studi banding dengan Jepang. Kalau untuk kereta api yang terbaik di Jepang," kata Erick Thohir.
Meski demikian, dia mengatakan pembangunan jalan tol juga tetap dilanjutkan, mengingat pembangunan transportasi publik harus mencakup semua sektor terkait.
Sebelumnya Erick Thohir mengatakan dalam rangka mengurangi kemacetan, pemerintah berupaya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan meningkatkan layanan angkutan massal.
Menurut Erick, pembangunan suatu kawasan permukiman di perkotaan seharusnya dekat dengan fasilitas pelayanan publik, seperti angkutan massal KRL agar semakin mudah diakses.
Saat ini, BUMN sudah membangun empat titik TOD. BUMN terus bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk meningkatkan fasilitas angkutan massal secara menyeluruh.
Baca Juga: Ngeri! CCTV Rekam Detik-detik Seorang Wanita Dorong Balita ke Rel Kereta Api
Ia juga sebelumnya telah meresmikan pengoperasian kembali Kereta Api (KA) Wisata Mak Itam di jalur kereta api Sawahlunto - Muaro Kalaban, Sumatera Barat.
Dia mengatakan peresmian KA Wisata Mak Itam tidak mungkin terjadi kalau seluruh stakeholder tidak berkolaborasi dan tidak melakukannya dengan hati. Ia menilai kolaborasi atau gotong royong merupakan budaya yang menjadi fondasi Bangsa Indonesia.
Pengoperasian KA Wisata ini sebagai upaya meningkatkan pariwisata di Sumatera Barat, khususnya di wilayah Sawahlunto. Masyarakat kini dapat berwisata dengan kereta api di kawasan yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia Baru UNESCO yaitu Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.
Berita Terkait
-
Diduga Salah Buka Pintu, Penumpang Kereta Api asal Mojokerto Tewas Terjatuh
-
Pengamat Politik Nilai Duet Ganjar-Erick Mirip Jokowi saat Pilpres 2014: Pemimpin Baru Segudang Prestasi
-
Kemenhub Kucurkan Subsidi Rp 2,5 Triliun Buat Penumpang Kereta di 2023, Termasuk KRL?
-
Subsidi Tiket KRL Dicabut, Bisa Bikin Polusi Udara di Jakarta Naik Lagi
-
Ngeri! CCTV Rekam Detik-detik Seorang Wanita Dorong Balita ke Rel Kereta Api
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan