Suara.com - Perusahaan induk Google, Aphabet, melakukan PHK massal sekitar 12.000 karyawan mereka atau 6 persen dari total jumlah pegawai secara keseluruhan.
Dalam email yang dikirimkan karyawan, CEO Sundar Pichai mengaku sangat menyesal atas keputusan itu dan menyebut hal ini sebagai keputusan yang sulit demi masa depan.
Pichai mengatakan, PHK akan berdampak pada karyawan di semua cabang di dunia dan dirinya siap bertanggung jawab atas putusan ini.
Keputusan ini cukup mengejutkan usai rekrutmen besar-besaran yang dilakukan Alphabet beberapa tahun ke belakang.
"Kami mempekerjakan untuk realitas ekonomi yang berbeda dari yang kami hadapi saat ini," kata Pichai, dikutip dari Reuters.
Sebelum Alphabet, dalam beberapa minggu terakhir Microsoft, Amazon, Meta, dan lainnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak krisis ekonomi.
Laba Google anjlok 7 persen pada kuartal terakhir dibandingkan tahun sebelumnya. Pada saat itu, Pichai mengatakan Alphabet akan mengurangi biaya dan perekrutan.
Namun, para aktivis dan analis menyerukan pemotongan yang lebih agresif, mencatat bahwa jumlah karyawan perusahaan telah naik 20 persen sejak 2017, menurut Bloomberg.
Pichai mengatakan bahwa karyawan akan dibayar selama periode pemberitahuan penuh minimal 60 hari. Alphabet juga akan menawarkan paket pesangon mulai dari gaji 16 minggu ditambah dua minggu untuk setiap tahun tambahan di Google "dan mempercepat setidaknya 16 minggu pemberian GSU."
Baca Juga: Cara Daftarkan Alamat Rumah di Google Maps, Cukup Dari Ponsel
Berita Terkait
-
Jelang Imlek 2023, Google Ungkap Fakta Unik di Balik Tahun Kelinci Air
-
18 Ribu Karyawan Amazon Kena PHK Massal
-
Positif! Microsoft Umumkan PHK Massal 10.000 Orang, Target Bagian HoloLens
-
13 Karyawan UIN Bukittinggi Ngaku di-PHK Sepihak, Hak Juga Tak Dibayarkan
-
Cara Daftarkan Alamat Rumah di Google Maps, Cukup Dari Ponsel
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu