Suara.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) menargetkan pertumbuhan laba bersih Tahun Buku 2023 sekitar 5-6 persen, dengan ditopang penyaluran kredit di sepanjang tahun ini dengan pertumbuhan berkisar 12-13 persen.
Menurut Direktur Utama BJTM, Busrul Iman, total kredit di 2022 mencapai Rp46,2 triliun atau meningkat 8,06 persen dibanding setahun sebelumnya yang senilai Rp42,75 triliun.
"Kredit di tahun ini kami targetkan tumbuh sekitar 12-13 persen," kata Busrul usai pelaksanaan paparan publik di Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Dia mengungkapkan, pada tahun ini, perseroan mematok target pertumbuhan laba bersih sebesar 5-6 persen dari realisasi perolehan laba bersih di 2022 yang mencapai Rp1,54 triliun.
"Aset di 2023 ditarget tumbuh 1-2 persen dan DPK (dana pihak ketiga) akan tumbuh sekitar 8-9 persen secara tahunan," ujar Busrul.
Perlu diketahui, total aset BJTM per 31 Desember 2022 mencapai Rp103,03 triliun atau meningkat 2,29 persen secara tahunan.
Sementara itu, total DPK pada 2022 tercatat sebesar Rp81,77 triliun atau menurun 1,72 persen tahunan.
"Kinerja positif Bank Jatim di sepanjang 2022 memang dimulai dari pertumbuhan total kredit secara menyeluruh sebesar 8,06 persen. Peningkatan penyaluran kredit terjadi di seluruh segmen, seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia dan Jawa Timur," papar Busrul.
Lebih lanjut dia memaparkan, kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang kenaikan tertinggi, yakni tercatat Rp6,34 triliun atau melambung 26,24 persen tahunan.
Baca Juga: SMF Berhasil Biayai Kepemilikan 226 Ribu Unit Rumah FLPP
Sementara itu, portofolio kredit komersial meningkat 7,02 persen tahunan menjadi Rp11,2 triliun.
"Yang menggembirakan lagi, capaian kredit di sektor konsumsi meningkat sebesar 5,11 persen atau tercatat senilai Rp28,65 triliun. Pertumbuhan kredit Bank Jatim tentu saja diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman," ujar Busrul.
Berdasarkan laporan keuangan BJTM untuk Tahun Buku 2022, rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,83 persen atau mengalami penurunan dibanding pada 2021 yang mencapai 4,48 persen. Rasio loan at risk (LAR) BJTM di 2022 tercatat 4,81 persen atau melandai dibanding setahun sebelumnya 6,57 persen.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan kualitas pinjaman, kata Busrul, net interest income (NII) BJTM di 2022 tercatat meningkat 4,4 persen secara tahunan menjadi Rp4,81 triliun.
Sedangkan, biaya provisi pada 2022 tercatat melandai 10,54 persen tahunan menjadi Rp387 miliar.
Adapun komposisi rasio keuangan BJTM hingga akhir Desember 2022 adalah sebagai berikut, RoA sebesar 1,95 persen, RoE sebesar 16,24 persen dan NIM sebesar 5,11 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Raih Laba Bersih Rp 41,1 Miliar, COIN Bukukan Pendapatan Naik Hingga 19 Kali Lipat
-
Terungkap! Dua Modus Penipuan di Industri Keuangan Ini Sering Terjadi di Indonesia
-
OJK Minta Industri Asuransi Terlibat MBG dan Bencana Alam
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Harga Emas Dunia Stagnan Awal Pekan, Waspada Tekanan Jual di Tengah Rally Saham
-
Laba Bersih NCKL Melambung 35 Persen di 9M25, Manajemen Ungkap Laporan Hari Ini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?