Suara.com - Kondisi keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pada tiga bulan pertama atau kuartal I 2023 tidak begitu menggemberikan, pasalnya emiten BUMN Karya ini menderita rugi bersih sebesar Rp521,25 miliar atau memburuk dibanding periode sama tahun 2022 yang membukukan laba bersih sebesar Rp1,328 miliar.
Mengutip laporan keuangan WIKA pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa audit, Kamis (4/5/2023) kondisi rugi ini membuat saldo laba perseroan berkurang 11,9 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp3,851 triliun.
Padahal, secara pendapatan bersih WIKA mengalami kenaikan sebesar 37,4 persen dibanding kuartal I 2022 menjadi Rp4,346 triliun, dimana ditopang oleh pendapatan lini usaha infrastruktur dan gedung meningkat 56,2 persen menjadi Rp2,37 triliun. Begitu juga dengan pendapatan lini usaha industri yang tumbuh 8,7 persen menjadi Rp955,85 miliar.
Tak hanya itu, pendapatan lini usaha energi dan pembangkit listrik juga ikut terkerek naik 32,3 persen menjadi Rp744,56 miliar, begitu juga dengan pendapatan dari hotel sebesar Rp188,73 miliar, dimana periode yang sama tahun lalu pos ini nihil.
Namun sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 43,4 persen menjadi Rp4,023 triliun, sehingga laba kotor menyusut 9,7 persen menjadi Rp323,11 miliar. Apalagi beban usaha yang ikut melonjak 202,5 persen menjadi Rp236,8 miliar. Walhasil, laba usaha anjlok 69,1 persen yang tersisa Rp86,303 miliar.
Kinerja perseroan kian tertekan dengan beban dari pendanaan yang naik 101,4 persen menjadi Rp570,44 miliar. Ditambah beban pajak penghasilan meningkat 14,09 persen menjadi Rp76,166 miliar. Akibanya, WIKA menderita rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp518,69 miliar.
Sementara itu, total kewajiban berkurang 3,1 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp55,768 triliun. Pada sisi lain, jumlah ekuitas menyusut 3,01 persen dibanding 31 Desember 2022 menjadi Rp16,966 triliun.
Patut dicermati, kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi sepanjang kuartal I 2023 menyentuh Rp2,225 triliun. Pasalnya, penerimaan kas pelanggan hanya mencapai Rp4,791 triliun. Tapi pembayaran kepada pemasok mencapai Rp6,5 triliun. Ditambah pembayaran kepada direksi dan karyawan sebesar Rp492,23 miliar.
Baca Juga: Kuartal 1 2023, Krakatau Steel Berbalik Rugi Rp273,5 Miliar
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025