Suara.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menegaskan peringkat “idAA“ untuk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA/Chandra Asri) dan obligasi yang beredar. Outlook untuk peringkat Perusahaan diafirmasi Stabil.
Peringkat tersebut mencerminkan pandangan PEFINDO terhadap posisi terdepan Chandra Asri di industri petrokimia dalam negeri yang didukung oleh sinergi dengan mitra strategisnya, operasional yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memuaskan pasca akuisisi saham perusahaan utilitas, dan likuiditas yang kuat dengan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat.
“Kami senang PEFINDO menegaskan dan membedakan stabilitas peringkat kredit kami, mengakui perputaran kinerja keuangan kami di tahun 2023 ini, dan kekuatan kualitas neraca kami dengan kumpulan likuiditas sekitar USD2 miliar yang terdiri dari kas dan setara kas ditambah dengan surat berharga. Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai sinergi yang ditargetkan dalam akuisisi aset infrastruktur kami yaitu Krakatau Daya Listrik dan Krakatau Tirta Industri, melalui peningkatan pendapatan, efisiensi operasional, dan optimalisasi modal," kata Chief Financial Officer Chandra Asri, Andre Khor ditulis Minggu (14/5/2023).
"Kami akan terus menjaga kehati-hatian keuangan dan disiplin modal, karena kami memprioritaskan pengembalian yang lebih tinggi, risiko yang lebih rendah, dan investasi pengembalian yang lebih cepat di area dimana Chandra Asri memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, selaras dengan pengumuman penandatanganan nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MOU) kami baru-baru ini dengan Indonesia Investment Authority (INA), sovereign wealth fund Indonesia, untuk mengejar pengembangan Pabrik chlor-alkali berskala global di Indonesia sebagai bagian dari rencana ekspansi CAP2.” Andre menambahkan.
Penerbitan peringkat idAA- didapatkan dari Pefindo, lembaga pemeringkat kredit tertua dan terpercaya di Indonesia. Pefindo menilai kemampuan Chandra Asri untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas surat utang tersebut sangat kuat, dibandingkan obligor Indonesia lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi