Suara.com - Pertemuan Asia Pacific Heads of Maritime Safety Agencies (APHoMSA) ke-23 di Sydney, Australia resmi berakhir Kamis (8/6). Pada pertemuan tahunan yang dihadiri negara anggota APHoMSA sebanyak 26 negara tersebut, Indonesia berhasil memukau negara anggota APHoMSA dengan aplikasi I-Motion yang dipaparkan oleh anggota Delegasi Indonesia yang juga seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) muda dari Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Revo Rizki Aditiya.
Ia telah berhasil menyampaikan aspek keselamatan pelayaran, termasuk soal kesejahteraan pelaut dengan mempresentasikan Indonesian Integrated Monitoring System on Navigation atau I-Motion, suatu aplikasi yang dimiliki oleh Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Dalam presentasinya, Revo menjelaskan Indonesian Integrated Monitoring System On Navigation (I-MOTION) merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan data dari Vessel Traffic Services (VTS) dan Stasiun Radio Pantai (SROP) berupa Automatic Identification System (AIS) Base Station, Radar, Voice, CCTV secara Terrestrial system dengan data Automatic Identification System (AIS) melalui layanan satelit.
Lebih lanjut, Revo menyampaikan dari 23 VTS telah terintegrasi sebanyak 21 VTS, dan dari 80 AIS Base Station di Stasiun Radio Pantai (SROP) telah terintegrasi sebanyak 45 AIS Base Station.
Revo juga mengatakan, I-Motion ini dibangun untuk pengawasan lalu lintas pelayaran di Indonesia dalam mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim serta dapat dimanfaatkan dan dapat bersinergi dengan sistem yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga lainnya.
Tentunya, paparan Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang penuh dengan segala tantangannya dalam meningkatkan keselamatan pelayaran tersebut sangat diapresiasi oleh negara anggota APHoMSA.
"Negara APHoMSA sangat mengapresiasi aplikasi I-Motion tersebut, karena Indonesia sebagai negara maritim terbesar, dengan pulau-pulaunya yang banyak dan tersebar tentunya memiliki tantangan dalam penerapan dan peningkatan keselamatan pelayaran. Aplikasi I-Motion ini merupakan salah satu solusi dalam mewujudkan keselamatan pelayaran di perairan Indonesia terlebih Indonesia terletak di wilayah strategis yang juga menjadi rute pelayaran kapal-kapal asing," ujar Revo ditulis Jumat (9/6/2023).
Revo Rizki Aditiya adalah ASN kelahiran 1990 yang bergabung di Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang ditempatkan di Direktorat Kenavigasian sejak tahun 2015.
Saat ini Revo aktif sebagai penyusun Rancang Bangun Telkompel di Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran, Direktorat Kenavigasian, Ditjen Perhubungan Laut.
Baca Juga: Sekjen Kemendagri Beberkan Rahasia Negara Maju Jadi Lebih Makmur dan Sejahtera
Revo menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada jurusan Transportasi Multimoda pada tahun 2020-2022. Revo juga telah mengikuti VTS Operator Training
Asean Regional Training for VTS (ARTV) Japan Aids to Navigation (JANA) and Marine Department of Malaysia pada tahun 2022.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Lollan Panjaitan mengatakan Revo telah berhasil menunjukan bahwa ASN muda Kementerian Perhubungan mampu tampil dengan baik pada pertemuan Internasional.
“Saatnya kita memberi kesempatan anak muda untuk maju dan dapat mewakili Indonesia di forum internasional khususnya di sektor transportasi. Ia telah berhasil membuktikan kemampuannya berbicara di forum yang dapat membuka peluang kolaborasi dan kerjasama dengan negara lain,” ujar Lollan.
Sebagai informasi, APHoMSA merupakan forum yang diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 1996. Forum ini membahas tentang isu-isu terkait perlindungan lingkungan maritim, keselamatan dan keamanan pelayaran termasuk kesejahteraan pelaut, respons terhadap kecelakaan di laut, kerja sama regional, serta isu-isu maritim terkait lainnya.
Pertemuan APHoMSA ke-23 diselenggarakan oleh Pemerintah Australia melalui Australian Maritime Safety Authority dan Pemerintah Mongolia melalui Mongolia Maritime Administration pada tanggal 5 s.d 8 Juni 2023 di Sydney.
26 (dua puluh enam) Negara Anggota APHoMSA adalah Australia, Canada, Chili, China, Cook Islands, Federated States of Micronesia, Fiji, Hongkong, Indonesia, Jepang, Kiribati, Malaysia, Mongolia, New Caledonia, New Zealand, Niue, Papua Nugini, Pilipina, Republic of Korea, Singapura, Solomon Islands, Timor Timur, Tuvalu, Amerika Serikat, Vanuatu dan Vietnam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan