Suara.com - Bank Indonesia (BI) kembali meraih penghargaan sebagai regulator terbaik di Asia Pasifik 2023 (The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific) dari The Asian Bankers, sebuah majalah ekonomi di Asia. Penghargaan ini sebelumnya juga diperoleh oleh BI pada tahun 2020.
Dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta pada hari Rabu (14/6/2023), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengungkapkan apresiasi atas penghargaan ini dan melihatnya sebagai pengakuan internasional terhadap kinerja ekonomi Indonesia yang terjaga.
Penghargaan ini juga menunjukkan pengakuan internasional terhadap sinergi yang kuat antara kebijakan BI dan kebijakan ekonomi nasional dalam memperkuat ketahanan, mempercepat pemulihan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Penghargaan ini diumumkan dalam acara Leadership Achievement Awards Ceremony di Bangkok, Thailand, pada hari Selasa (13/6). Ini merupakan penghargaan keempat yang diberikan oleh The Asian Banker kepada Bank Indonesia secara beruntun sejak tahun 2020.
Dalam penilaiannya, The Asian Banker menilai bahwa BI telah menunjukkan keunggulan dalam mengelola perekonomian, yang berhasil menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia di tengah kondisi ketidakpastian global yang tinggi.
Tiga aspek utama menjadi pertimbangan dalam keputusan The Asian Banker. Pertama, konsistensi BI dalam mengadopsi bauran kebijakan moneter yang didukung oleh sinergi dan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yang mampu menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi.
Dengan koordinasi tersebut, tingkat inflasi dapat lebih rendah dari perkiraan pasar, dan pertumbuhan ekonomi dapat segera kembali ke jalur sebelum pandemi.
Aspek kedua adalah bahwa BI secara konsisten menerapkan kebijakan moneter yang berorientasi pada depan (front loaded), preventif (pre-emptive), dan berorientasi ke depan (forward looking), sehingga dapat menurunkan ekspektasi inflasi dan mendorong inflasi inti kembali berada dalam kisaran 2 persen hingga 4 persen.
Ketiga, penguatan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama inflasi impor, melalui strategi intervensi ganda (triple intervention) di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta melalui pembelian atau penjualan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.
Baca Juga: Jumlah Uang Beredar di RI Tembus Rp8.350 Triliun Hingga April 2023
Penghargaan sebagai regulator terbaik di Asia Pasifik 2023 ini diberikan kepada bank sentral yang unggul dalam menjalankan perannya dalam menjaga stabilitas makroekonomi.
The Asian Banker, sebagai penyedia informasi perbankan sejak tahun 1996, secara rutin melakukan penilaian terhadap prestasi bank sentral dan regulator jasa keuangan di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.
Berita Terkait
-
Buat Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa Akhir Mei Turun Jadi USD 139,3 Miliar
-
Tahun Politik, Bos BI Yakin Nilai Tukar Rupiah Makin Perkasa
-
Indonesia Berhasil Turunkan Inflasi, Sri Mulyani Bilang Begini
-
Jumlah Uang Beredar di RI Tembus Rp8.350 Triliun Hingga April 2023
-
Asal-usul Desain Uang Rupiah 2.000 Bisa Mirip dengan 50.000
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar