Suara.com - Memperkuat keberlanjutan koperasi di Indonesia membutuhkan banyak faktor penting, salah satunya faktor permodalan. Koperasi mengumpulkan modal dari berbagai pihak, di antaranya simpanan anggota, pinjaman/pembiayaan perbankan, ataupun dana dari lembaga keuangan.
Permodalan koperasi dimanfaatkan untuk kegiatan operasional, mengurangi ketergantungan dengan sumber eksternal, serta dapat meningkatkan produktivitas koperasi dan usaha anggota.
Hingga kini, permodalan menjadi tantangan tersendiri bagi koperasi, khususnya bagi koperasi yang baru berdiri atau baru beroperasi. Masing-masing koperasi juga memiliki kebijakan permodalan yang berbeda-beda, bergantung pada tujuan, jenis usaha, serta struktur organisasi koperasi itu sendiri.
Keberadaan lembaga pembiayaan yang menawarkan bunga rendah menjadi nafas segar bagi koperasi dan anggotanya yang merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan UKM melalui satuan kerjanya yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) hadir di tengah masyarakat.
LPDB-KUMKM bertugas mengelola dan menyediakan pinjaman/pembiayaan berupa dana bergulir yang ditujukan untuk mendukung operasional, pengembangan produk, serta peningkatan layanan koperasi. Selain pembiayaan, LPDB-KUMKM juga berperan dalam peningkatan kapasitas koperasi melalui pendampingan dan pelatihan dalam Program Inkubator Wirausaha.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM terus mengembangkan produk-produk pembiayaan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik koperasi-koperasi di Indonesia. Kehadiran LPDB-KUMKM memiliki tujuan utama yakni mendukung kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemberian dukungan permodalan kepada koperasi.
“Berbagai program dan kegiatan dilakukan LPDB-KUMKM guna mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat dari berbagai sektor, khususnya koperasi dan UMKM. Sektor ini menjadi tulang punggung dan pilar ekonomi Masyarakat, dimana melalui pembiayaan LPDB-KUMKM diberikan kepada dua sektor usaha, yakni sektor riil dan simpan pinjam,” tutur Supomo.
Perbedaannya, lanjut Supomo, terletak pada sifat dan tujuan dari peruntukkan pembiayaan tersebut. Pembiayaan sektor riil lebih menekankan pada pengembangan usaha jangka panjang dan investasi besar, sedangkan simpan pinjam lebih berfokus pada pemberian akses cepat dan fleksibel terhadap modal kerja dan kebutuhan operasional dalam jangka pendek kepada koperasi.
Baca Juga: Berkat Pendanaan LPDB-KUMKM, Koperasi Artha Bahana Syariah Catatkan Total Aset hingga Rp148,90 M
“Harapannya, permodalan dan pendampingan LPDB-KUMKM menjadi cikal bakal koperasi untuk maju dan berkembang. Dengan visi, misi, dan tujuan yang sama, LPDB-KUMKM bersama koperasi bersinergi dalam membentuk ekosistem yang tangguh dan kondusif, sehingga koperasi mampu meningkatkan sisi ekonominya. Pada akhirnya, pembiayaan LPDB-KUMKM dapat berkontribusi aktif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat,” tutur Supomo.
Selaras dengan LPDB-KUMKM, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Batra Mandiri di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah mengakui bahwa permodalan menjadi kebutuhan koperasi dalam meningkatkan produktivitas usaha. Ketua KSP Batra Mandiri Akhmad Isroil mengatakan, pinjaman bertarif rendah dibutuhkan untuk pengembangan unit usaha produktif kepada anggota yang memiliki prospek usaha potensial untuk pengembangan usaha.
“Peningkatan pendapatan dan produktivitas usaha selama ini dilakukan dengan menerapkan strategi pemasaran usaha anggota yang lebih selektif dan disesuaikan dengan kemampuan kewajiban pembayaran angsuran atau perpanjangan kontrak. Selain itu, monitoring dan evaluasi juga dilakukan guna memantau kelancaran pembayaran pinjaman dari anggota,” sahut Akhmad.
Memenuhi kebutuhan koperasi, lanjut Akhmad, KSP Batra Mandiri mencari informasi mengenai pinjaman murah untuk permodalan koperasi. Melalui Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banjarnegara diperoleh informasi mengenai keberadaan LPDB-KUMKM.
Dinas Koperasi dan UKM menyampaikan bahwa permodalan yang asalnya dari APBN tersebut disalurkan LPDB-KUMKM kepada pelaku usaha koperasi di Indonesia.
“Setelah mengetahui adanya LPDB-KUMKM, KSP Batra Mandiri mengajukan dan mendapatkan pinjaman yang pertama di tahun 2011 sebesar Rp1 miliar. Dua tahun kemudian di tahun 2013, koperasi kembali mendapat pinjaman kedua dari LPDB-KUMKM sebesar Rp1 miliar, dan pinjaman ketiga pada tahun 2015 sebesar Rp2 miliar,” tutur Akhmad.
Berita Terkait
-
Perluas Peluang Bisnis, Koperasi Jasa Karyawan Nusa Tiga Manfaatkan Dana Bergulir
-
Bupati Kediri Raih Penghargaan Pembina Koperasi Andalan dari Dekopin
-
Ganjar Diberi Penghargaan Pembina Koperasi Andalan, Peneliti ICCI: Itu Sudah Objektif
-
Di Acara HUT ke-76 Koperasi, Ganjar Dikasih Penghargaan Pembina Koperasi Andalan
-
Titip Nasib Koperasi, Ketum Dekopin Terang-terangan Beri Dukungan ke Ganjar: Kami Tak Salah Pilih Orang
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Mengapresiasi Inovasi: Energi Penggerak Menuju Indonesia Emas 2045
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi