Suara.com - Kebijakan pemerintah lewat Kementerian Investasi untuk mempermudah persyaratan bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia patut diapresiasi, karena langkah tersebut mampu menarik investor datang berinvestasi di Indonesia.
Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki oleh Indonesia adalah menjadi satu-satunya negara ASEAN yang tergabung dalam keanggota G2, sekaligus menjadi negara ASEAN dengan market yang besar.
Namun, kebijakan yang bagus dan kelebihan pasar ini bukanlah satu-satunya faktor yang menjadi pertimbangan investor, tetapi ada faktor lain seperti keamanan hingga stabilitas politik.
"Faktor-faktor seperti kemudahan berbisnis, perizinan, stabilitas politik, kepastian kebijakan, prosedur yang efisien, dan keamanan juga menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan investasi," kata Pengamat ekonomi dari Core Indonesia, Muhammad Faisal, Senin (11/9/2023).
Dikatakan Faisal, permintaan pemerintah lewat Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia agar para investor yang berinvestasi di Indonesia harus membangun pabrik di Indonesia adalah hal yang tepat, karena hal tersebut memiliki dampak positif dalam menciptakan lapangan kerja.
Ini adalah langkah positif untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda yang berpotensi besar.
"Namun, untuk memastikan kualitas tenaga kerja yang kompeten, pendidikan dan pelatihan yang sesuai perlu diperhatikan dengan serius. Anak-anak muda Indonesia harus dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan agar mereka dapat mengisi posisi-posisi strategis di berbagai sektor industri," ucapnya.
Menurut Faisal, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Bahlil dipastikan sudah dipahami, bahwa pentingnya mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mendukung investasi yang berkelanjutan adalah langkah yang sangat penting dalam membangun ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia.
"Saya pikir Menteri Bahlil sudah paham dan selain para Investor membangun pabri di Indoneia, harusnya semakin banyak juga anak-anak muda kita yang bisa diserap menjadi tenaga kerja profesional," ungkapnya.
Baca Juga: Jokowi dan Presiden Korsel Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekosistem Industri Kendaraan Listrik
Dijelaskan Faisal, selain membangun pabrik di Indonesia, para investor harus menyadari betul soal keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki peran sangat signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan sekitar 90 persen dari pelaku usaha di negara ini berasal dari sektor UMKM, tidak dapat diabaikan bahwa UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia.
"Ini bukan hanya mencerminkan potensi besar untuk investasi, tetapi juga tanggung jawab untuk memastikan UMKM berkembang dan berkontribusi maksimal. Saya pikir ini adalah langkah penting dalam menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri," jelasnya.
"UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Mereka memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dan menguatkan daya saing negara. Namun, kita harus menjembatani kesenjangan antara UMKM dan investor asing agar potensi ini dapat benar-benar dimanfaatkan," tambahnya.
"Para investor perlu dipandu untuk memilih UMKM yang sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk dalam hal pasokan bahan baku, bahan setengah jadi, dan modal. Dengan menjembatani kesenjangan antara UMKM dan investor, kita dapat memaksimalkan potensi investasi yang ada," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa investor asing akan menyesal dan rugi jika tidak membangun pabrik manufaktur di Indonesia, sebab negeri ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang moncer.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Penggunaan QRIS Tap Makin Meluas, Nilai Transaksinya Tembus Rp 13,8 Miliar
-
Emas Antam Turun Tipis Hari Ini, Cek Deretan Harganya
-
BMRI Mau Buyback Saham Rp1,17 Triliun, Analis Bilang Begini
-
Platform Global Luncurkan 'CeDeFi', Akses Jutaan Token Kripto Tersentralisasi dan Terdesentralisasi
-
Rekening Nganggur Selama Lima Tahun Masuk Kategori Dormant, Ini Kategorinya
-
Cek Harga Emas Terbaru di Pegadaian Hari Ini, UBS Sedikit Lebih Mahal
-
Daftar Saham Masuk MSCI Pekan Ini, KLBF dan ICBP Terpaksa Turun Kasta
-
Technical View IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini, BUMI Masih Layak Dibeli?
-
BLT Kesra Cair Berapa Kali Tahun 2025? Ini Update Terkini dari Pemerintah
-
Bank-Pindar Mulai Kolaborasi Suntik Akses Kredit ke UMKM Lewat Teknologi Canggih