Suara.com - ASEAN Innovation Business Platform (AIBP), sebuah platform bagi berbagai pemerintah dan pihak swasta di Asia Tenggara untuk mengakses dan bertukar informasi tentang pertumbuhan dan inovasi, menganugerahi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) penghargaan ASEAN Enterprise Innovation Award Indonesia 2023 atas inovasi dan penerapan teknologi pada bisnis yang dijalankan Sampoerna.
Penghargaan ini diberikan kepada Sampoerna atas inovasi dan penerapan teknologi yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memberi dampak positif pada masyarakat luas, khususnya dalam penerapan digitalisasi sebagai bagian dari program pemberdayaan UMKM yang ditujukan bagi toko kelontong.
Direktur Penjualan PT HM Sampoerna Tbk. Ivan Cahyadi mengapresiasi penghargaan yang diberikan AIBP kepada Sampoerna. Menurutnya, penghargaan ini menjadi pendorong bagi Sampoerna untuk terus berinovasi dan pengembangan bisnis yang lebih baik lagi demi memberikan dampak positif yang lebih luas lagi.
“Yang menjadi perhatian utama kami adalah suatu bisnis harus memiliki dampak positif bagi masyarakat luas, dengan demikian keberlanjutan bisnis akan menjadi semakin bernilai. Hal itu sesuai dengan filosofi Tiga Tangan Sampoerna menjadi panduan dalam menjalankan bisnis harus menciptakan nilai bagi konsumen dewasa, karyawan, mitra usaha, dan pemegang saham, serta masyarakat luas,” kata dia, pada acara ASEAN Innovation Business Platform (AIBP) Conference & Exhibition Indonesia 2023, ditulis Jumat (22/9/2023).
Ivan mengatakan inisiatif perusahaan dan lahirnya inovasi sebenarnya berasal dari prinsip yang sederhana.
“Komponen utama dari inovasi sebenarnya sangat sederhana yakni pemahaman terhadap kebutuhan konsumen dan budaya perusahaan yang tepat,” ucapnya.
Dia menjelaskan salah satu inovasi perusahaan yang memiliki dampak positif bagi masyarakat adalah hadirnya Sampoerna Retail Community (SRC).
SRC merupakan jaringan bisnis retail yang berkolaborasi dengan para toko kelontong di seluruh Indonesia yang pengelolaannya sudah menerapkan teknologi digital. Saat ini ada lebih dari 243 ribu toko kelontong milik masyarakat dari Aceh hingga Papua yang secara konsisten dibina oleh SRC.
“SRC sifatnya tradisional, tapi sudah menerapkan digitalisasi. Banyak yang tidak menyadari bahwa kesuksesan Sampoerna dimulai dari sebuah warung yang sangat kecil. Itu sebabnya kami selalu memiliki mitra dari UMKM seperti anggota SRC. Kini toko-toko SRC tersedia di manapun di Indonesia,” terang Ivan.
Baca Juga: Pemerintah Didesak Tegas Berani Soal TikTok Shop, Lindungi UMKM Seperti Nikel
Ia menambahkan, kesuksesan SRC bukan hanya mengenai bisnis semata, tetapi bagaimana Sampoerna hadir untuk membantu toko kecil atau pelaku UMKM dapat menjalankan usaha yang berkelanjutan. Harapannya, keberlanjutan usaha tersebut akan berdampak dalam kehidupan masyarakat dan mampu berkontribusi pada ekonomi nasional.
Lebih jauh lagi, ekosistem digital SRC kini terbentuk di mana hampir seluruh toko SRC telah mengadopsi digitalisasi melalui aplikasi berbasis digital untuk mendukung usaha toko kelontongnya melalui AYO by SRC.
Ivan menjelaskan dalam era digital, membangun ekosistem dan kolaborasi merupakan hal yang penting.
“Dengan kolaborasi kita dapat mengatasi keterbatasan sumber daya dan mempercepat inovasi. Sampoerna percaya, kami tidak dapat berjalan sendiri. Untuk itu, kami siap berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik kalangan swasta, pemerintah, asosiasi, dan lainnya untuk berkontribusi pada masyarakat dan menggerakan ekonomi melalui menjaga keberlangsungan usaha dan ekonomi nasional,” jelasnya.
Direktur Ekonomi Digital Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, I Nyoman Adhiarna yang hadir pada acara ASEAN Enterprise Innovation Award Indonesia 2023 mengatakan Indonesia saat ini tengah mengalami pertumbuhan digital yang luar biasa.
“Kemenkominfo saat ini tengah membangun transformasi digital untuk menciptakan ekosistem digital nasional. Dalam fokus percepatan transformasi digital ini, dimana salah satunya ekonomi digital, kami mendorong pengembangan pada enam sektor yaitu pertanian, maritim, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan logistik. Selain program pengembangan UMKM agar dapat mengadopsi teknologi digital, peningkatan literasi digital juga perlu dilakukan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara produktif,” tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Tolak Skema Burden Sharing BI-Kemenkeu, Singgung Independensi
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III