Suara.com - Dewan Perwakilan Amerika Serikat (DPR AS) merestui pemerintah mereka untuk menambah bantuan sebesar US$14,3 miliar (Rp226 triliun) untuk Israel dalam konteks situasi di Jalur Gaza Palestina yang terdampak konflik dengan Hamas.
Pengesahan RUU itu sempat memicu kericuhan karena perbedaan pendapat. Hingga akhirnya disahkan karena dukungan dari 226 anggota DPR, sementara 196 orang menolak.
Dua anggota dari Partai Republik menolak RUU ini, sementara 12 anggota dari Partai Demokrat justru mendukungnya. RUU pertama yang diinisiasi oleh Ketua DPR AS yang baru, Mike Johnson, mendapat protes dari Senat karena dianggap berpotensi menimbulkan defisit.
Pemimpin Senat Partai Demokrat, Chuck Schumer, menyebut RUU ini sebagai "proposal yang sangat cacat" dan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah menyetujuinya.
Menurut dia, RUU ini tidak mencakup bantuan untuk Ukraina dan berpotensi memotong dana untuk Internal Revenue Service (IRS), lembaga pengumpulan pajak dan penetapan hukum pendapatan dalam negeri Washington.
Dalam RUU ini, AS akan memberikan bantuan sebesar US$14,3 miliar atau setara Rp226 triliun kepada Israel. Dana ini akan diambil dari pendanaan untuk IRS.
Menurut Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) yang dikutip via CNN, proposal untuk mengimbangi bantuan ke Israel dengan memotong dana IRS ini akan meningkatkan defisit anggaran dan menghilangkan pendapatan sebesar US$26,8 miliar atau setara Rp424 triliun selama 10 tahun.
Bantuan untuk Israel, menurut Demokrat, seharusnya tidak tergantung pada pemotongan dana. Demokrat menyebut proposal ini sebagai lelucon.
"Dan Anda pasti pernah mendengar saya mengatakan bahwa AS ingin memasangkan keamanan perbatasan dengan Ukraina. Jika kita mengurus perbatasan di Ukraina, kita juga perlu menjaga perbatasan Amerika," sebut perwakilan Demokrat.
Baca Juga: Profil Muhammad Husein, Relawan Gaza asal Indonesia yang Diisukan Meninggal
Berita Terkait
-
Bupati Siak dan Istri Dinas Luar Negeri Lagi, Kali Ini ke Amerika: Jadi Narasumber
-
Keras! Ustad Khalid Basalamah Tanggapi Kasus Pembantaian Oleh Israel di Gaz: Umat Muslim Wajib Bela Palestina
-
Kejamnya Israel, Luncurkan 12 Ribu Lebih Serangan Udara ke Gaza Sejak 7 Oktober
-
Profil Muhammad Husein, Relawan Gaza asal Indonesia yang Diisukan Meninggal
-
Beredar Kabar YouTuber Muhammad Husein Meninggal di Palestina, Lembaga INH Buka Suara
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi