Suara.com - PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) berencana untuk melakukan penghapusan suka rela pencatatan saham atau voluntary delesting dengan menjadi perusahaan tertutup.
Untuk itu PT Metro Pacific Tollways Indonesia berencana untuk melakukan penawaran wajib atau tender offer atas saham publik META. Konon katanya harga penawaran akan lebih tinggi.
Mengutip keterangan resmi emiten infrastruktur grup Salim itu pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/11/2023) bahwa Pemegang Saham Pengendali META itu akan memasang harga penawaran lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman RUPS untuk perubahan status Perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup.
Jika mengacu pada data IDXMobile, harga rata rata META dalam tiga bulan perdagangan yakni Rp322 per lembar.
Saat ini, investor publik memegang sebanyak 3.007.376.844 saham atau 16,98 persen porsi saham META.
Jika semua mengikuti tender offer, maka pengendali META harus mengeluarkan dana sekurang-kurangnya Rp968 miliar.
Selain itu, anak usaha Sarana Multi infrastruktur yakni Indonesia Infrastructure Finance masih menyimpan sebanyak 1.483.067.500 lembar saham atau 8,37 persen porsi saham META.
Jika anak usaha BUMN ini mengikuti tender offer maka grup Salim harus merogoh tambahan dana sekurang-kurangnya Rp477,5 miliar.
Aksi korporasi itu dapat dihelat jika setangah dari total hak suara pemegang saham independen dalam RUPSLB pada tanggal 19 Desember 2023 menyetujui rencana META menjadi perusahaan tertutup.
Baca Juga: Resmi Jadi Capres, Simak 8 Perusahaan Sumber Kekayaan Prabowo Subianto
Perlu dicatat, RUPSLB tersebut dianggap sah jika dihadiri oleh setengah hak suara pemegang saham independen.
Bila disetujui pemodal independen,maka pelaksanaan tender offer mulai tanggal 10 Januari 2024 hingga 9 Februari 2024.
Adapun alasan menjadi perusahan tertutup antara lain; perseroan tidak memiliki rencana melakukan penggalangan dana di pasar modal, merugi pada akhir September dan Juni 2023, tidak menebar dividen setelah tahun buku 2018, dan berencana pengembangan anak usaha jalan tol sehingga butuh dana besar.
“Karakteristik usaha tersebut membutuhkan periode yang lama untuk menghasilkan imbal balik investasi (return on investment) dan sebagai akibatnya, dapat menambah jangka waktu lebih panjang lagi untuk dapat memberikan dividen kepada pemegang sahamnya,” tulis manajemen META.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya