Suara.com - Yusuf Rendy Manilet, ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 diperkirakan akan cenderung moderat. Artinya, potensi pertumbuhannya tidak sebesar pertumbuhan yang terjadi dalam beberapa tahun sebelumnya.
"Faktor-faktor yang dirasa atau dinilai bisa menghambat pertumbuhan ekonomi perlu dimitigasi sejak dini, sehingga setidaknya kalau kita bicara angka realistis pertumbuhan ekonomi yang di sekitaran 5 persen yang ingin disasar oleh pemerintah itu bisa tercapai," kata Yusuf, dalam analisnya yang dikutip pada Kamis (28/12/2023).
Menurut dia, pemilu menjadi salah satu elemen yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun mendatang.
Rangkaian kegiatan pemilu yang beragam diharapkan dapat memberikan kontribusi, terutama dalam pengeluaran yang terkait dengan aspek-aspek seperti kampanye dan atribut-atribut yang digunakan.
"Tahun politik ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi di saat yang bersamaan juga bisa menjadi penghambat maupun tantangan," ujar Yusuf, seperti yang dinukil dari Antara.
Dalam kesempatan yang sama, berharap pemerintah mempercepat realisasi belanja pada tahun politik 2024 agar memberikan kontribusi yang lebih optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Menurut saya ini tidak mudah mengingat di beberapa tahun sebelumnya ketika ada pemilu maupun pilkada, belanja di daerah kerap kali tertahan dengan berbagai alasan," ujar Yusuf ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.
Yusuf menyampaikan, saat ini di level nasional sebenarnya pemerintah sudah mulai melakukan daftar isian belanja yang lebih cepat.
"Harapannya dengan daftar isian belanja yang lebih cepat itu bisa dieksekusi lebih awal, sehingga setahun penuh itu tercukupi untuk kemudian melakukan eksekusi," kata Yusuf.
Baca Juga: Pemungutan Suara di Hong Kong akan Gunakan 4 TPS dan Metode Pos
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya manajemen yang cermat terhadap dinamika politik dan ekonomi, serta kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.
Berita Terkait
-
Titah AHY ke Kader Demokrat: Mari Kita Gaspol, Jangan Tanggung-tanggung Biar Hasilnya Tidak Nanggung
-
Baliho Ganjar-Mahfud Bertuliskan 'Kami Juga Butuh Ibu Negara', Sindir Prabowo?
-
Tak Enak Dipandang, Begini Penampakan JPO di Jalan KH Mas Mansyur Dipenuhi Spanduk Caleg
-
Pemungutan Suara di Hong Kong akan Gunakan 4 TPS dan Metode Pos
-
Buntut Distribusi Surat Suara di Luar Jadwal di Taipei, KPU Beri Peringatan ke Seluruh PPLN di Dunia
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok