Suara.com - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyindir capres nomor urut 1 Anies Baswedan dengan menyebut titel "Profesor".
Sindiran itu terjadi di panggung debat ketiga Pilpres 2024, Minggu malam (7/1/2024). Anies awalnya menyindir soal utang harus digunakan untuk hal produktif, bukan membeli alutsista bekas.
"Jangan utang itu digunakan untuk kegiatan nonproduktif, misalnya utang dipakai membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan, itu bukan sesuatu yang tepat," ucap Anies.
Prabowo kemudian merespons saat mendapat giliran bicara. Prabowo menyebut apa yang disampaikan Anies menyesatkan dan tak pantas diucapkan oleh seorang profesor.
"Jadi barang-barang bekas itu, menurut saya, menyesatkan rakyat, itu tidak pantas seorang profesor ngomong begitu," ucap Prabowo.
Lantas apa sih arti sebenarnya dari kata Profesor?
Merangkum berbagai sumber Selasa (9/1/2024) kata "Profesor" bisa memiliki arti yang sedikit berbeda tergantung pada konteksnya. Berikut beberapa pengertian umum:
1. Pengertian Umum:
Indonesia: Di Indonesia, profesor adalah gelar jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang aktif mengajar di perguruan tinggi. Tidak sama dengan gelar akademik seperti Doktor. Jadi, seseorang bisa saja memiliki gelar Doktor tapi belum menjadi Profesor.
Baca Juga: Indonesia Krisis Petani Muda, Anies: Negara Harus Perbaiki Tata Niaganya!
Negara lain: Di negara lain seperti Amerika Serikat, "Professor" bisa digunakan untuk dosen atau pengajar di jenjang perguruan tinggi secara umum, terlepas dari jabatan akademis mereka.
2. Pengertian Lain:
Dalam konteks yang lebih luas, "Profesor" juga bisa digunakan untuk menyebut seseorang yang sangat ahli atau berpengalaman dalam bidang tertentu, meskipun secara resmi tidak menyandang gelar Profesor.
3. Penggunaan:
Sapaan formal: "Profesor" digunakan sebagai sapaan formal untuk dosen atau pengajar yang memiliki gelar Profesor.
Gelar kehormatan: Beberapa institusi juga memberikan gelar Profesor Kehormatan sebagai bentuk penghargaan kepada seseorang yang berjasa pada bidang tertentu, meskipun tidak memenuhi persyaratan jabatan Profesor secara resmi.
Kesimpulan:
Secara umum, "Profesor" mengacu pada dosen senior yang memiliki jabatan fungsional tertinggi di perguruan tinggi. Namun, tergantung pada konteksnya, kata ini juga bisa digunakan untuk dosen secara umum atau bahkan pakar di bidang tertentu.
Lantas apakah Anies Baswedan bertitel Profesor?
Mengutip berbagai sumber lainnya, Anies Baswedan menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang doktoral atau strata tiga (S3) di luar negeri, dia menyandang gelar PhD di belakang namanya. PhD adalah akronim dari Doctor of Philosophy yang diberikan oleh perguruan tinggi di luar negeri kepada seseorang yang telah menuntaskan pendidikan S3.
Anies menempuh pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan masternya dengan beasiswa Fulbright, mengambil jurusan keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs di University of Maryland. Selanjutnya, Anies mendapatkan beasiswa untuk pendidikan tertingginya di jenjang doktoral pada bidang ilmu politik di Northern Illinois University.
Sebelum menjejaki politik, Anies terlebih dahulu berkarier di bidang akademik. Dia pernah menjadi rektor Universitas Paramadina selama delapan tahun yaitu pada 2007 hingga 2015. Di bidang pendidikan, Anies terkenal sebagai penggagas sekaligus pendiri program Indonesia Mengajar, yang didirikan sejak tahun 2009 lalu dan masih eksis hingga saat ini.
Indonesia Mengajar adalah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim pengajar muda yang berminat untuk mengabdi kepada bangsa dengan mengajar ke seluruh pelosok tanah air.
Berdasarkan data dari laman PDDikti, Anies Baswedan masih berstatus dosen tetap di Universitas Paramadina yang sedang melaksanakan tugas di instansi lain. Dia menjabat sebagai dosen program Ilmu Hubungan Internasional dengan jabatan fungsional sebagai seorang lektor.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan Prabowo yang menyebut Anies sebagai seorang profesor adalah keliru. Pasalnya, Anies yang mejabat sebagai seorang lektor masih perlu naik ke dua jenjang lebih tinggi lagi untuk bisa disebut sebagai seorang profesor.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan