Suara.com - Eks Menteri Perdagangan dari tahun 2020 hingga 2022, Muhammad Luthfi menyebut, tidak perlu terlalu khawatir mengenai fluktuasi harga komoditas, terutama nikel hal itu merupakan hal yang lazim dalam pasar komoditas.
Dalam sebuah acara talkshow yang diselenggarakan oleh Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) bertajuk "Blak-blakan Soal Mobil Nasional dan Polemik LFP vs Nikel" di The East, Jakarta, pada Senin (29/1/2024), Luthfi menekankan, "Kita tidak boleh terlalu terpengaruh oleh perubahan harga komoditas. Pasalnya, fluktuasi harga komoditas adalah hal yang lumrah."
Ia menambahkan, komoditas nikel masih tetap diminati di pasar global sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan baterai.
Namun demikian, Lutfi mengakui, muncul sejumlah masalah sejak Indonesia menerapkan larangan ekspor bijih nikel pada tahun 2019, salah satunya penurunan harga.
Ia menduga, penurunan harga nikel bisa disebabkan oleh beberapa pedagang atau trader yang tidak senang melihat kontrol komoditas tersebut berada di tangan pihak lain, terutama dari China.
Karena mayoritas investor smelter di Indonesia memiliki asal dari China, hal ini tidak diinginkan oleh pihak lain, terutama dari negara-negara Barat. Akibatnya, harga nikel terus merosot di London Metal Exchange (LME).
Untuk diketahui, harga nikel di pasar global turun ke level 16.036 dolar AS per ton pada tanggal 22 Januari 2024, mencapai titik terendah sejak April 2021.
Luthfi menegaskan bahwa ia tidak berniat terlibat dalam spekulasi semacam itu. Dia menyadari bahwa pasar memiliki dinamika tersendiri, namun ia juga meyakini adanya upaya dari pihak-pihak tertentu untuk mengendalikan pergerakan pasar.
"Market is market, tapi saya percaya ada pihak-pihak besar yang ingin mengontrol dinamika pasar ini, itu adalah suatu teori yang berdiri sendiri. Tapi, kita tidak perlu terlibat dalam hal itu," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Bandingkan Keunggulan-Kekurangan NMC dengan LFP, Mana yang Lebih Bagus?
Luthfi menyatakan bahwa Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam, harus memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan nasional. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya kesatuan dan kekompakan Indonesia dalam menguasai pasokan, teknologi, dan memahami kebutuhan pasar.
Saat ini, kata dia, permintaan mayoritas masih dikuasai luar negeri sehingga Indonesia mau tidak mau harus memantau setiap peluang.
Untuk mencapai posisi yang lebih kuat, diperlukan kontribusi dari semua pihak agar Indonesia dapat berkembang menjadi pemain utama. Menurut Luthfi, proses ini tidaklah instan, melainkan memerlukan langkah-langkah bertahap dan waktu yang panjang.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui hilirisasi sejumlah komoditas, terutama nikel.
"Kita baru memiliki pasokan, sementara teknologi dan permintaan masih dipegang oleh pihak luar. Jadi, kita hanya dapat mengikuti permainan ini. Ini bukanlah sesuatu yang bisa langsung diambil alih, seperti menggigit cabai yang langsung terasa pedas, tidak mungkin," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Siap Adu Data Dengan Luhut, Tom Lembong Terima Ajakan Cak Imin Cek Tambang Nikel
-
Luhut Sebut RI dan China Juga Kembangkan Baterai LFP, Tom Lembong Gembira
-
Beda Baterai LFP dan Nikel untuk Kendaraan Listrik, Mana yang Paling Joss?
-
Mengulas Industri Nikel dan Perkembangannya di Indonesia
-
Pemerintah Bandingkan Keunggulan-Kekurangan NMC dengan LFP, Mana yang Lebih Bagus?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan