Suara.com - Asuransi kesehatan dan jiwa kekinian mulai digandrungi oleh para masyarakat. Hal ini sebab adanya asuransi digital yang bisa informasi dan pengajuannya bisa diperoleh masyarakat hingga anak muda dengan mudah.
Apalagi, pada menjelang ramadan dan lebaran, di mana generasi milenial pasti membutuhkan asuransi kesehatan maupun jiwa. Karena adanya tradisi mudik dalam momen itu, membuat masyarakat was-was akan kesehatan dan perlindungan jiwanya.
Lantas, apakah dengan adanya momen tersebut membuat pengajuan asuransi marak terjadi jelan momen ramadan-lebaran?
Menurut Head of Digital Marketing BCA Life Vera Lisnan, pengajuan asuransi ini tidak terkait dengan momen tertentu seperti ramadan dan lebaran. Dia menjelaskan, asuransi ini dibutuhkan tidak seperti membeli makanan yang langsung membeli jika tertarik.
Dalam asuransi, masyarakat akan menimbang dan berpikir kembali apakah membutuhkan asuransi atau tidak.
"Kalau asuransi digital ini, sudah masuk belum tentu langsung beli, mereka berpikir-pikir dulu, baru direminder mereka baru pembelian," ujarnya yang dikutip, Selasa (5/3/2024).
Vera melanjutkan, pengajuan asuransi sebenarnya cukup merata, sehingga tidak ada kenaikan dalam tren tertentu. Dia bilang, justru asuransi ini dibutuhkan masyarakat setiap waktu, jika masyarakat memang butuh asuransi, maka dia langsung mengajukan.
Apalagi, masyarakat juga akan menimbang kembali premi yang dibayarkan dalam asuransi tersebut. Dalam hal ini, Vera menyebut, BCA Life memberikan premi yang sangat murah bagi asuransi kesehatan dengan premi yang dibayarkan hanya Rp 14.000 per bulan.
Selain itu, pengajuan asuransi di BCA Life juga tanpa harus report-report medical check up.
Baca Juga: Rumah Ditinggal Saat Mudik, Perlu Diasuransikan?
"Saya melihat dengan kesadaran asuransi dengan baik dan bagus ini menandakan saya ingin membeli asuransi, jadi lebih banyak kejadian, banyak orang asuransi," ucap dia.
Vera menambahkan, asuransi digital juga tidak hanya diperuntukkan untuk generasi milenial saja. Pasalnya, pengajuan asuransi secara digital bisa untuk usia 64 tahun.
"Salah satu efek digital secara asuransi ini masih awareness, salah satu contohnya, terpapar informasi di media sosial, ada produk asuransi, pasti produknya dipelajari sebenarnya itu salah satu awareness, tergantung dari penjualan, walaupun ada yang nggak cocok asuransi, sehingga mencari produk lain," kata dia.
"Nah kalo yang ini saya sudah bilang usia bisa 64 tahun, asuransi digital tidak hanya anak muda, karena buktinya umur 64 tahun bisa beli," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga