Kriteria kedua, prodi tersebut juga harus sudah memiliki lulusan. Ketiga, kurikulumnya harus menyesuaikan dengan versi IABEE, yakni kurikulum yang Outcome Bassed Education (OBE). Selama ini, urai Rila, perguruan tinggi mewisuda mahasiswanya setelah mereka lulus kuliah. Dengan adanya persyaratan OBE, ukurannya menjadi berubah.
“Kali ini yang diukur betul-betul kemampuannya, bukan hanya semata lulus semua mata kuliah. Ibaratnya, materi perkuliahan hanya membekali mahasiswa dengan senjata api, tetapi dengan OBE yang dinilai adalah kemampuannya dalam menembak.” kata Rila.
Keempat, harus ada body of knowledge-nya. “Sederhananya begini. Semua lulusan Prodi Informatika harus menguasai Artificial Intelligence (AI), Networking, Database, Internet of Things (IoT), Cybersecurity dan beberapa lainnya,” urai Rila.
Jadi, tegas dia, tidak boleh seorang lulusan Prodi Informatika hanya bisa menguasai AI, tetapi tidak paham IoT.
“Semua daftar yang sudah ditetapkan dalam body of knowledge harus dikuasai oleh setiap lulusan,” katanya. Repotnya lagi, body of knowledge ini setiap saat bisa saja berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan di industri.
Persyaratan yang begitu ketat itulah, lanjut Rila, yang membuat Prodi Informatika membutuhkan persiapan yang panjang. Katanya lagi, “Bahkan kami sampai harus mengubah kurikulum agar bisa selaras dengan persyaratan yang ditetapkan oleh IABEE.” Dengan keberhasilannya memperoleh akreditasi internasional tersebut, Rila menegaskan bahwa mereka yang ingin belajar memiliki kemampuan dalam bidang Informatika atau Sistem Informasi tak perlu lagi repot-repot mencari perguruan tinggi di luar negeri. “Cukup di program studi kami saja,” tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!