Suara.com - Dalam Peraturan Pemerintah, sebagaimana disimak dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Salah satunya adalah KEK Sorong.
Dikutip dari kantor berita Antara, Muhammad Musa'ad, Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Daya menyatakan bahwa KEK Sorong menjadi salah satu instrumen dan lokomotif percepatan pembangunan ekonomi di Papua. Karena itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus berusaha keras supaya KEK Sorong bisa terus mengikuti perkembangan.
"Kami berharap dengan rapat koordinasi ini bisa melahirkan keputusan strategis dan konkret untuk mendukung percepatan pembangunan KEK Sorong, supaya KEK yang bisa harapan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Papua bisa terwujud," papar Muhammad Musa'ad.
"Mengapa demikian, karena KEK Sorong satu-satunya kawasan ekonomi di tanah Papua. Itu cara pandangnya, sehingga kita semua harus ikut berkontribusi bagaimana membangun KEK Sorong ini menjadi lebih baik ke depan," lanjutnya pada Sabtu (18/5/2024) di Sorong.
"Tujuannya adalah bagaimana peran setiap pemerintah provinsi di wilayah Papua ini untuk membantu peningkatan pengembangan KEK Sorong, karena ketika sudah berkembang maka pertumbuhan ekonomi bukan berdampak hanya di Papua Barat Daya tetapi di seluruh tanah Papua pun akan berdampak," lanjut Muhammad Musa'ad.
Pj Gubernur menyampaikan pandangan ini kepada seluruh Pj gubernur se-tanah Papua di Wamena beberapa waktu lalu. Nantinya, dalam pertemuan berikut di Jayapura (24/5/2024) ia akan tetap mengampanyekan KEK Sorong.
Tujuannya semua memiliki cara pandang yang sama. Yaitu instrumen percepatan pertumbuhan ekonomi di Papua salah satunya adalah KEK Sorong.
Selain KEK Sorong, Papua memiliki kawasan industri di Kabupaten Teluk Bintuni dan kawasan industri di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Kemudian direncanakan akan dibangun satu kawasan industri di bidang pertanian di Merauke Provinsi Papua Selatan.
"Satu tanah Papua ini harus memiliki satu pikiran sama bahwa empat industri tadi menjadi instrumen lokomotif untuk percepatan pembangunan perekonomian di Papua," tandas Muhammad Musa'ad.
Baca Juga: Menko Bidang Perekonomian Laporkan Pencapaian Indonesia untuk Forum Ekonomi Indo-Pacific
Jika semua memiliki satu pemikiran yang sama kemudian diikuti dengan aksi kontribusi nyata, bukan tidak mungkin dalam waktu yang relatif singkat pasti ada perubahan.
"Tetapi kalau kita mau jalan masing-masing, kita semua cuek, kawasan itu nanti tinggal nama saja," tegasnya.
Dalam waktu dekat ini, di Papua Barat akan dimulai pembangunan smelter. Sehingga diharapkan kepada seluruh pengambil kebijakan, baik pemerintah provinsi mau pun kabupaten kota untuk tetap bersinergi dan kolaborasi menyukseskan rencana pembangunan smelter.
"Jadi pembangunan KEK Sorong ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Provinsi Papua Barat Daya, tetapi seluruh kabupaten kota yang ada. Mari kita sama-sama berkolaborasi mendukung percepatan pembangunan KEK Sorong," ungkap Muhammad Musa'ad.
Upaya konkret lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya untuk percepatan pengembangan KEK Sorong adalah melakukan rapat koordinasi perekonomian dengan menghadirkan seluruh pimpinan daerah di enam kabupaten dan kota untuk menyusun strategi pembangunan kawasan itu.
Berita Terkait
-
Mengintip Museum Papua yang Dikunjungi Anies Baswedan di Jerman, Punya Ratusan Artefak
-
Geger Mamberamo! Polisi Diserang Massa Pakai Parang dan Linggis, Tokoh Masyarakat Jadi Dalang?
-
Papua Memanas! Mapolres Mamberamo Raya Diserang Massa, Banyak Polisi jadi Korban, Apa Pemicunya?
-
Pembakaran Mahkota Cenderawasih Picu Kemarahan, Desak Aturan Khusus Meski Menhut Sudah Minta Maaf
-
Akhir Pelarian Dugi Telenggen Anggota OPM Penembak Brigpol Joan, Ditangkap saat Asyik Main HP
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Menkeu Purbaya Sebut Krisis China Tak Mungkin, Singgung Sistem Komunis
-
Menkeu Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 5,5 Persen
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Dukung Ketahanan Pangan di Indonesia Timur, Waskita Karya Kerjakan Jaringan Irigasi di Merauke Papua
-
Danantara Kucurkan Dana Rp 750 M - Rp 950 M untuk Modal Proyek Waste to Energy
-
Emiten Properti LPCK Bukukan Pendapat Rp 3,44 Triliun di Kuartal III-2025, Melonjak 251 Persen
-
Optimisme Ekonomi RI Makin Membaik Dorong IHSG Melonjak di Akhir Perdagangan Hari Ini