Suara.com - Hingga saat ini, Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata andalan negeri sendiri terasa cukup "sulit" didatangi. Pasalnya harga tiket pesawat tersimak mahal.
Sebagai gambaran, harga tiket pesawat yang diakses melalui aplikasi perjalanan daring untuk penerbangan langsung rute Jakarta-Kuala Lumpur sekali jalan pada Kamis (20/6/2024) dengan waktu keberangkatan rentang pukul 08.00-09.00 WIB menggunakan maskapai berbiaya murah menunjukkan harga Rp 831.672 per orang sekali jalan.
Uniknya, tiket rute Jakarta menuju Bali pada tanggal, waktu dan maskapai yang sama harganya justru lebih mahal. Tembus Rp 1 juta, tepatnya Rp 1.553.447 per orang sekali jalan.
Dikutip dari kantor berita Antara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan ada dua hal menjadi pemicu harga tiket pesawat domestik mahal. Yaitu harga avtur dan berkurangnya jumlah armada pesawat udara.
"Harga avtur Indonesia masih belum kompetitif," papar Dwi Marhen Yono, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Bali, Kamis (13/6/2024).
Harga avtur memegang peranan sebesar 39,5 persen terhadap harga tiket pesawat udara.
Sementara di Tanah Air, harga avtur masih lebih mahal sebesar Rp 4.000 dibandingkan yang berlaku di Singapura, dan Rp 7.000 dibandingkan yang berlaku di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
"Sehingga Presiden melalui Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan) sudah memerintahkan Pertamina untuk evaluasi biar harga avtur Indonesia kompetitif," ujar Dwi Marhen Yono.
Sementara itu, harga avtur di negara lain lebih murah, karena mendapat subsidi dari pemerintah misalnya di Dubai.
Baca Juga: Terus Bisnis di Usia 73, Richard Branson Akan Serahkan Maskapai Penerbangan Kepada Dua Anaknya
Saat ini, untuk Indonesia sendiri ada prioritas alokasi subsidi energi untuk bahan bakar minyak (BBM) di luar avtur.
Selain harga avtur, salah satu faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat udara untuk rute domestik mahal adalah armada pesawat yang belum sepenuhnya dikerahkan.
Sebelum pandemi COVID-19, ada sekitar 1.200 armada pesawat udara, dan saat ini baru sekira 800 armada yang dikerahkan pascapandemi COVID-10.
Kondisi itu disebabkan operator pesawat udara belum pulih 100 persen untuk mobilisasi armada pesawat udaranya setelah terdampak pandemi.
Berita Terkait
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
Harga Tiket Pesawat Meroket Meski Pemerintah Bilang Ada Diskon Nataru, Apa yang Terjadi?
-
Terungkap Alasan Sebenarnya di Balik Tiket Susi Air Rp 8 Juta Saat Bencana Aceh
-
Diskon Tiket Pesawat Nataru 2025 Mulai Kapan? Cek Jadwal dan Besarannya
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan