Suara.com - Masalah pangan di Indonesia bagaikan lingkaran setan yang tak kunjung usai. Alih-alih fokus pada ketahanan dan kedaulatan pangan, isu yang kerap mencuat justru terkait dengan fluktuasi harga bahan pokok.
Isu ini mencuat dalam forum diskusi Ruang Gagasan bertajuk 'Pertanian Cerdas Untuk Masa Depan Generasi Muda' yang diselenggarakan Core Indonesia X Suara.com secara virtual pada Kamis (13/6/2024).
"Fluktuasi harga pangan kita selalu menjadi masalah," sebut Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Tomy Perdana.
Berdasarkan slide yang ditampilkan oleh Tomy harga beras, cabai, bawang merah, dan telur menjadi komoditas yang sering mengalami lonjakan harga, memicu inflasi dan membebani masyarakat, khususnya kelompok miskin dan rentan.
Mirisnya, fenomena ini bukan hal baru. Dari tahun ke tahun, cerita serupa terulang, bagaikan siklus yang tak berujung. Menurut Tomy beberapa faktor kompleks berkontribusi terhadap instabilitas harga pangan di Indonesia. Yang paling berpengaruh adalah sistem tata kelola pangan yang masih rapuh.
"Salah satunya rantai pasokan yang panjang dan tidak efisien, ditambah dengan minimnya infrastruktur penyimpanan dan distribusi," katanya.
Tomy mengakui bahwa masalah fluktuasi harga pangan tidak hanya terjadi di Indonesia, menurutnya hampir seluruh negara di dunia mengalami hal yang serupa sehingga mempengaruhi laju inflasi di negara itu.
Kondisi tidak stabilnya harga pangan lanjut Tomy juga membuat hampir 193 juta orang di dunia mengalami kerawanan akut, data ini berdasarkan Global Food Security Index pada Tahun 2022. Angka ini naik sekitar 40 juta orang dibandingkan tahun sebelummnya.
"Salah satu penyebab terjadinya kerawanan pangan yaitu peningkatan harga pangan domestik dan diperkirakan harga pangan di seluruh dunia akan terus mengalami kenaikan," pungkasnya.
Baca Juga: Inflasi Idul Adha Tidak Setinggi Idul Fitri, Tetap Ada Gerakan Pasar Murah di Kota Tarakan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak