Suara.com - Kebocoran data Pusat Data Nasional (PDN) akibat serangan ransomware tidak hanya berdampak pada data penting warga negara Indonesia dan imigrasi saja. Melainkan juga berdampak pada layanan pajak.
Hal ini dikonfirmasi Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo yang mengatakan, meski dampaknya tidak langsung dan relatif kecil, ada beberapa hambatan yang terjadi, terutama dalam registrasi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) online.
Dalam konferensi pers APBN Kita pada Kamis lalu ia menyebut, NPWP online terganggu karena hambatan akibat serangan PDN.
Ia menjelaskan, gangguan tersebut terutama dirasakan oleh wajib pajak yang merupakan warga negara asing (WNA). Saat PDN diretas, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tidak dapat mengakses data paspor yang disimpan di PDN, yang diperlukan untuk validasi pendaftaran NPWP bagi WNA.
"Untuk wajib pajak WNA, kami harus melakukan validasi nomor paspor, dan data tersebut ada di layanan imigrasi yang tergantung pada PDN," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa gangguan di Pusat Data Nasional (PDN) disebabkan oleh serangan siber. Pelaku menggunakan malware dan meminta tebusan sebesar US$ 8 juta (Rp 131 miliar).
Kepala BSSN, Hinsa Siburian, menjelaskan bahwa PDN mengalami kerusakan karena serangan siber yang menggunakan ransomware bernama Brain Chipher (Brain 3.0).
Hinsa menambahkan bahwa BSSN bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta Telkomsigma masih berusaha memulihkan seluruh layanan, termasuk berupaya memecahkan enkripsi yang menyebabkan data di PDN tidak dapat diakses.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa hingga Mei 2024, anggaran belanja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mencapai Rp 4,9 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 700 miliar dialokasikan untuk pemeliharaan Pusat Data Nasional (PDN).
"Pusat Data Nasional (PDN) dengan alokasi sebesar Rp 700 miliar," kata Sri Mulyani.
Berita Terkait
-
Buntut Peretasan PDN, Cyberity: Menkominfo Budi Arie Harus Mundur
-
Disorot Buntut PDN Diretas, Total Gaji dan Tunjangan Kepala BSSN Capai Puluhan Juta
-
Harta Kekayaan Hinsa Siburian Capai Rp9,7 M, Kepala BSSN Dipanggil Jokowi Buntut PDN Diretas
-
Profil Kepala BSSN Hinsa Siburian, Dicecar DPR hingga Dipanggil Jokowi Buntut PDN Diretas
-
Projo Bela Budi Arie yang Didesak Mundur Usai PDN Diretas: Kita Lagi Perang Masak Komandannya Disuruh Kabur
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan
-
Tekan Impor LPG, ESDM Buka Wacana Beri Subsidi Penggunaan DME
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru
-
Menteri Purbaya Sindir Kinerja Bea Cukai: Orangnya Pintar-pintar, Tinggal Digebukin Aja
-
Minat BUMN Untuk IPO Makin Jauh, OJK dan BEI Mulai Ketar-ketir
-
Purbaya Resmikan 3 Teknologi AI Canggih di Pelabuhan, Biar Kerja Bea Cukai Tak Lagi Lambat
-
Kemenperin Umumkan Jurus Baru Agar Industri RI Bisa Bersaing Global
-
Investor Saham Makin Doyan Market Order, Nilai Transaksi Tembus Rp1 Triliun Per Hari