Suara.com - Pos Pelayanan Terpadu alias Posyandu ternyata tak sekadar berfungsi sebagai penjaga garda terdepan kesehatan ibu dan anak. Di tangan Perwira KPI Unit Balikpapan, Posyandu dapat berperan sekaligus untuk memberantas kemiskinan dengan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga lewat Warga Siaga Sehat (Wasiat), salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) binaan perusahaan.
Popularitas Posyandu sebagai bagian dari gerakan perubahan di masyarakat tidak meredup meskipun pemerintahan terus berganti. Posyandu pertama kali diperkenalkan di Desa Bendungan, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 21 Agustus 1971. Pendirian Posyandu merupakan inisiatif Ibu Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto, yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Indonesia.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan, Dodi Yapsenang, menuturkan pelaksanaan program Wasiat berdasarkan pada hasil pemetaan sosial yang dilakukan perusahaan pada 2021 yang menemukan masih terdapat kasus bayi dan balita kurang gizi hingga stunting.
Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat masih rendah. Perekonomian masyarakat termasuk kelompok rentan dan tinggal di pemukiman padat penduduk dan cukup kumuh.
Program Wasiat dijalankan di beberapa lokasi. Wasiat Dewi Shinta beralamat di Desa Girimukti, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Wasiat Sejahtera 51 di Kelurahan Baru Ilir serta Wasiat Ria Manuntung 13 di Kelurahan Baru Tengah, Kota Balikpapan.
“Program Wasiat secara rutin mengadakan kegiatan yang mendukung peningkatan kesehatan komprehensif mulai dari pemeriksaan kesehatan dasar seperti pengukuran berat dan tinggi badan anak, hingga edukasi kesehatan. Kegiatan yang dijalankan tak hanya fokus pada bayi, balita, maupun lansia. Program ini juga memiliki kegiatan yang menyasar remaja dan lansia,” tutur dia, ditulis Rabu (28/8/2024).
Program Wasiat antara lain menjadi bentuk implementasi oleh PT KPI Unit Balikpapan dalam penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada Poin 3 menjamin kehidupan sehat dan poin 4 edukasi kesehatan yang berkualitas dan poin 8 pertumbuhan ekonomi.
Kelompok Wasiat Sejahtera beberapa kali menggelar sekolah balita dan bakti sosial untuk menanggulangi stunting di Kelurahan Baru Ilir.
“Program pemberian makan untuk anak kurang gizi-stunting merupakan kolaborasi CSR KPI Unit Balikpapan dan PWP Tingkat Wilayah Unit Balikpapan. Kami berharap program ini dapat terintegrasi dengan kegiatan lain seperti sekolah bayi yang masih selaras dengan pemantauan tumbuh kembang anak yang saat ini dijalankan oleh Posyandu RT 51 sebagai Mitra Binaan PT KPI Unit Balikpapan.” kata Dodi.
Baca Juga: Erick Thohir Andalkan Yayasan BUMN Buat Perangi Stunting
Kepala Puskesmas Baru Ilir Erika Sembiring berharap dengan adanya program pemberian makanan tinggi protein pada 8 orang bayi dan balita yang mengalami kurang gizi-stunting akan ada kemajuan pada anak- anak tersebut.
“Program ini perlu dimulai dengan edukasi kepada orang tua bayi balita. Kita harapkan dengan bantuan PWP, semoga anak yang mendapatkan bantuan bisa sehat, pintar dan memiliki masa depan yang baik,” ujar dia.
KPI Unit Balikpapan terus meningkatkan kapabilitas anggota Wasiat Sejahtera dengan berbagai kegiatan pemberdayaan seperti pelatihan budidaya sayur dan ikan dengan media akuaponik, penanaman di lorong hijau, serta pelatihan diversifikasi produk olahan.
Pendampingan juga didukung dengan pelatihan manajemen keuangan dan administrasi kelompok. Perusahaan juga memberikan modal usaha dalam bentuk pembangunan infrastruktur tampungan air hujan, pembangunan tempat penyemaian dan lorong hijau serta pengadaan alat produksi UMKM.
Praktisi dari BDS Snack, Sri Astuti Wijaya, menjadi narasumber dalam pelatihan pembuatan makanan olahan untuk kelompok Wasiat Sejahtera. Ia mengajarkan pembuatan kripik pisang rasa jahe dan stick singkong. Kripik pisang berbahan dasar alami dari jahe yang dapat menguatkan sistem daya tahan tubuh.
Sebelumnya, kelompok Wasiat Sejahtera berhasil membudidayakan jahe sebagai salah satu tanaman toga yang dikembangkan di kawasan pemukiman padat penduduk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025