Suara.com - Mantan Presiden ke-39 Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter meninggal dunia pada usia 100 tahun. Ia meninggal dunia pada Minggu (29/12/2024) sore waktu setempat.
Carter meninggal di kampung halamannya, Plains, Georgia. Dia terkenal sebagai seorang perantara perdamaian di Timur Tengah pada masanya, dan pembela kesehatan global dan hak asasi manusia.
Untuk itu, beberapa penasaran mengenai informasinya, baik kekayaannya hingga uang pensinan yang didapatkannya sebagai mantan Presiden AS.
Dilansir dari Parade, kekayaannya Jimmy Carter adalah 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 161 milliar. Dia memperoleh uang ini melalui pekerjaannya sebagai penulis/novelis/penulis, politisi/negarawan, perwira militer, dan juga petani.
Carter memiliki kekayaan bersih yang sederhana jika dibandingkan dengan mantan presiden lainnya misalnya, kekayaan bersih Bill Clinton diperkirakan mencapai 120 juta dollar AS atau sekitar Rp1,9 triliun. Tetapi kekayaannya masih jauh lebih besar daripada rata-rata orang Amerika.
Seperti yang dialami semua presiden AS, Carter menerima pensiun tahunan sebesar 221.400 ribu dollar AS atau sekitar Rp 3,5 miliar. Pemerintah federal juga memberikan tunjangan kepada mantan presiden untuk fasilitas seperti perjalanan dan ruang kantor.
Selain itu dia tinggal di rumah dua kamar tidur di kampung halamannya di Plains, Georgia, yang bernilai 167.000 dollar AS, atau sekitar Rp 2,6 miliarsehingga tempat tinggalnya bernilai sekitar sepertiga dari harga rumah rata-rata di AS.
Sementara itu, Carter adalah politisi Partai Demokrat. Ia menjadi presiden setelah mengalahkan petahana kala itu dari Partai Republik Gerald Ford, di pemilu 1976.
Carter disingkirkan dari jabatannya empat tahun kemudian dalam kemenangan telak Ronald Reagan, mantan aktor dan gubernur California. Carter hidup lebih lama setelah masa jabatannya daripada presiden AS lainnya.
Meski hanya setahun menjabat, Carter berhasil dengan membuat perjanjian Camp David tahun 1978 antara Israel dan Mesir. Perjanjian itu disebut menjadi gong stabilitas Timur Tengah.
Baca Juga: Gaji dan Kekayaan Eko Haryanto, Hakim Kasus Harvey Moeis
Namun sayangnya, saat ia menjabat AS dilanda resesi ekonomi. Ia pun menjadi tak populer setelah muncul krisis penyanderaan Iran yang menghabiskan 444 hari terakhir masa jabatannya.
Berita Terkait
-
500 Wartawan dan Presenter di Amerika Kena PHK, Ini Penyebabnya
-
Kontroversi Transfer Data WNI ke AS: Jaminan HAM Pigai Cuma Redakan Krisis Kepercayaan Publik?
-
Pastikan Ekspor Tembaga ke AS Hasil Hilirisasi, Bahlil: Sesuai Aturan Negara Kita
-
RI Puas Tarif Trump Turun Jadi 19 Persen? Prabowo: Kalau Puas Nol Persen
-
Ekspor Perdana ke AS Sukses! DRMA Optimis Raup Cuan Lebih Banyak di Era Trump
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Fakta-Fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina