Suara.com - Untuk lepas dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, mencapai kisaran 6-7 persen secara berkelanjutan.
Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Perencanaan Makro Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Eka Chandra Buana dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (30/1/2025).
“Di dalam hal ini, hanya punya waktu sekitar 21 tahun (sebelum 2045 sebagai tujuan Indonesia Emas). Itu tahun yang tidak panjang. Untuk itu, kita harus bisa keluar dari middle income trap, caranya pertama adalah memang ekonomi harus tumbuh paling tidak 6 sampai 7 persen,” kata kata Eka dikutip Antara.
Apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia 7 persen, maka Indonesia bisa keluar dari middle income trap sebelum tahun 2040. Jika tumbuh 6 persen, lanjutnya, Indonesia dapat keluar dari jebakan tersebut sekitar tahun 2041.
Sejumlah target yang ditetapkan pemerintah untuk menjadi negara maju pada 2045 adalah memiliki pendapatan gini per kapita 30.300 dolar Amerika Serikat (AS), menurunkan kemiskinan dan ketimpangan hingga mendekati 0 persen, meningkatkan human capital masyarakat, lalu pengaruh dan kepemimpinan Indonesia di kawasan meningkat, hingga pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan penurunan emisi gas rumah kaca.
“Ini yang menjadi syarat yang harus kita lakukan untuk kita maju,” kata Eka.
Untuk mencapai tujuan itu, ia menyampaikan ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.
Pertama, pertumbuhan inklusif di Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan negara lain. Hal ini bisa dilihat dari inclusive index yang masih tertinggal.
Kedua yaitu adanya ketimpangan pendapatan dengan posisi Indonesia nomor dua tertinggi dibandingkan negara lainnya.
Baca Juga: RI Berpotensi Jadi Raksasa Ekonomi Dunia 2045, Kualitas SDM Jadi Kunci
Selanjutnya, tingkat produktivitas yang masih rendah, padahal aspek ini merupakan modal penting ketika hendak membangun suatu bangsa.
“Kalau kita bandingkan dengan negara-negara se-kawasan memang agak tertinggal, yaitu kalau kita lihat dari skor PISA (Programme for International Student Assessment) ini masih relatif rendah. Kemudian juga human capital index kita juga dibandingkan negara lain jadi masih rendah. Kalau kita melihat bahwa bagaimana penurunan penduduk kelas menengah ini mungkin menjadi trending topic sekarang. Kalau kita lihat di dalam berbagai berita bahwa ini akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sebagian beberapa juta orang. Ini menjadi tantangan sendiri untuk perekonomian ke depan,” ungkap dia.
Kemudian, keadaan ketidakpastian perekonomian karena situasi geopolitik dan geoekonomi turut menjadi tantangan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Terakhir, kesenjangan antar wilayah barat dengan timur yang cukup tinggi di dalam pembangunan Indonesia. “Dengan demikian, itu akan menjadi salah satu konsen kita adalah bagaimana kita bisa tumbuh tinggi,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan