Suara.com - Pemerintah telah menjalankan kebijakan hilirasi mineral, sebagai salah satu andalan untuk menggenjot perekonomian. Namun, di balik kesuksesan hilirisasi ini ada satu hal yang menjadi ironis, yaitu adanya ketimpangan upah antara pekerja lokal dengan asing.
Ekonom dari The Reform Initiative Wildan Syafitri mengungkapkan, upah pekerja lokal sangat rendah jika dibandingkan upah pekerja asing.
Dalam temuannya, upah pekerja lokal itu lebih rendah tujuh kali lipat dibandingkan pekerja asing.
"Jadi ada yang menghitung itu sampai 7 kali, tapi ada yang pekerja asing itu Rp54 juta, kalau kita lihat ini dibandingkan dengan tenaga kerja lokal Ini yang menjadi sangat ironis ya. Dan itu sangat tempuh ya untuk menyerang kebijakan hilirisasi Nah itu isu yang sebenarnya selama ini ada," ujarnya dalam diskusi di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Menurut Wildan, para pengusaha yang menjalankan hilirisasi ini seakan tutup mata dalam persoalan ini. Sebab, pengusaha hanya mengikuti anjuran upah minimum dari Dinas Ketenagakerjaan terkait.
"Nah itu tadi bahwa ada upah yang sangat tinggi Karena memang Pekerja-pekerja lokal itu mengikuti upah minimum. Sementara upah minimum itu ditetapkan oleh Dinas Tenaga Kerja," jelas dia.
Dia menyebut, jika ada kenaikan upah minimum dari yang ditetapkan Dinas terkait, maka para pengusaha akan tetap mengikuti ketentuan upah minimum tersebut.
"Jadi tahun 2025 Upah minimum itu naik 6 persen, nah itu hampir semuanya harus naik persen Naiknya sama 6 persen," ucap Wildan.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Ahmad Erani Yustika mengakui, pekerja asing memang mendominasi posisi managerial. Dia menyebut, ada juga catatan bahwa transfer teknologi tidak berjalan secara intensif.
"Artinya meskipun kesempatan kerja, penyerapan tenaga kerjanya cukup bagus, besar untuk tenaga kerja lokal, namun dari sisi level atau jenis pekerjanya itu hanya menengah ke bawah. Tentu ini menjadi salah satu catatan ke depan bagi pengambil kebijakan," pungkas dia.
Baca Juga: INDEF Sebut RI Bisa Cuan Gede dari Hilirisasi Tembaga
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun