Suara.com - Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tidak memberikan bunga kredit murah.
Hal ini dikarenakan bisa membuat nasabah terbebani. Sebab, memancing nasabah yang tidak memiliki kemampuan bayar untuk mengajukan kredit karena tergiur dengan bunga kredit murah.
"Kalau promo yang kita berikan dalam bentuk bunga kredit terlalu rendah, padahal jujur, bahwa itu adalah tarif promo. Tentu BCA tidak mau rugi, kita akan cari profit,” ujar Jahja dalam acara BCA EXPO, Kamis (20/2/2025).
Untuk itu dia menegaskan saat ini untuk kredit perumahan maupun kredit mobil, ada persyaratan yang menjadi tambahan selain bunga.
Di antaranya adalah harus mengendapkan dana murah di BCA untuk memastikan kemampuan bayar.
"Nah, kalau memang tidak mau terlalu murah ya, atau simpanan tabungan atau giro anda tidak mau di-block, ya sorry agak mahalan dikit,” ujar Jahja.
Sementara itu, calon Dirut di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hendra Lembong menilai kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan sebesar 5,75% sudah tepat. Sebab, bisa menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
"Tentu kita melihat Bank Indonesia sudah potong suku bunga 25 basis poin (pada Januari 2025). Semoga ini (suku bunga tetap) membantu pertumbuhan ekonomi juga. Kita di BCA tentu mendukung inisiatif ini," bebernya.
Lalu, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 mencapai 6-8%. Untuk mencapai itu, manajemen BCA telah menyiapkan berbagai strategi salah satunya dengan menggelar BCA Expoversary 2025.
Baca Juga: BI Gratiskan Biaya Layanan QRIS Transportasi Umum
Sedangkan, BCA pada 2024 mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 13,8% atau menjadi Rp922 triliun secara tahunan. Penyaluran pembiayaan ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7% mencapai Rp426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor.
Kredit komersial naik 8,9%, mencapai Rp137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8% atau senilai Rp123,8 triliun. Sementara itu, total portofolio kredit konsumer naik 12,4% YoY menyentuh Rp223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8% atau mencapai Rp65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2% sehingga menjadi Rp135,5 triliun.
Berita Terkait
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
Laba Krom Bank (BBSI) Meroket 17 Persen, DPK Melejit 212 Persen
-
Ancaman Deepfake Buat Perbankan Tekor Rp2,5 Triliun
-
Ingin Tambah Penghasilan? Jadilah Mitra EDC Asterlink dan Raih Untung Jutaan Rupiah!
-
OJK Catat Sektor Perbankan Tetap Sehat, NPL Minim dan CAR Kuat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang