Suara.com - Kebutuhan gas industri terus meningkat, terutama di wilayah yang memiliki banyak kawasan industri. Salah satunya wilayah Kalimantan seiring dengan banyaknya pengembangan bisnis, sehingga membutuhkan gas industri yang melimpah.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksikan bahwa kebutuhan gas di Kalimantan akan mencapai 999,21 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2027.
Selain itu, kebutuhan gas industri di Kalimantan diperkirakan mencapai 229 MMSCFD pada tahun yang sama.
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, berbagai proyek infrastruktur gas sedang direncanakan dan dilaksanakan. Salah satunya adalah pembangunan jaringan pipa gas bumi di wilayah Kalimantan (Trans Kalimantan) untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor industri, pembangkit listrik, hingga jaringan gas rumah tangga dan komersial.
Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bekerja sama dengan PT National Energy Solutions (NES) untuk mendatangkan Liquefied Natural Gas (LNG) dari fasilitas likuifaksi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, guna memastikan ketahanan energi nasional dan memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Direktur PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), Julianto mengatakan, perseroan yang bergerak di bidang industri gas, melihat peluang besar untuk meningkatkan kinerjanya.
"SBMA optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun 2025, sejalan dengan pertumbuhan industri di wilayah Kalimantan," ujarnya seperti dikutip, Senin (17/3/2025).
Perseroan berencana memfokuskan investasi pada tiga aspek utama, yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk, dan penguatan sumber daya manusia
Selain itu, SBMA mengandalkan peningkatan kapasitas utilitas pabrik serta ekspansi ke sektor-sektor potensial seperti minyak dan gas, pertambangan, dan medis.
Baca Juga: Strategi Emiten BELI Kejar Kinerja Penjualan di Ramadan
Dengan strategi tersebut, SBMA berharap dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan gas industri yang terus meningkat di Kalimantan, sekaligus memperkuat posisinya di pasar industri gas nasional.
Sementara, Investment Analyst dari BNI Life Insurance, Salvian Fernando menyatakan, PT SBMA mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal ketiga 2024.
Pendapatan perusahaan hingga kuartal III-2024 mencapai Rp96,6 miliar, meningkat sebesar 17,74 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp82,1 miliar.
Secara historis, SBMA menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang stabil dengan CAGR sebesar 9,52 persen dari 2019 hingga 2023, mencerminkan ekspansi bisnis yang konsisten seiring meningkatnya permintaan industri terhadap produk gas industri yang dihasilkan perusahaan.
Dari sisi profitabilitas, laba bersih SBMA pada kuartl III-2024 tumbuh signifikan sebesar 103,96 persen YoY menjadi Rp9,7 miliar, jauh meningkat dibandingkan Rp4,8 miliar pada 9M 2023.
Namun, jika melihat tren historis, laba bersih SBMA hanya tumbuh dengan CAGR sebesar 0,48 persen dalam periode 2019–2023. Pertumbuhan laba yang lebih lambat dalam jangka panjang disebabkan oleh meningkatnya beban operasional perusahaan, yang tumbuh dengan CAGR sebesar 7,34 persen dalam lima tahun terakhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya
-
Harga Mati! ESDM Tetap Sarankan Shell Cs Beli BBM Murni dari Pertamina Hingga Akhir Tahun
-
Apa Itu XAUUSD dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas
-
Kementerian BUMN Berubah Jadi BP BUMN, Gaji ASN dan PPPK Turun?
-
Utang Krakatau Steel Susut Lebih Cepat, Setelah Restrukturisasi Disetujui