Suara.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari Rabu, 26 Maret 2025 besok. Agenda penting ini kabarnya akan membahas sejumlah agenda krusial, termasuk persetujuan atas penggunaan laba bersih tahun buku 2024, pergantian jajaran direksi, rencana pembagian dividen, serta program pembelian kembali saham (buyback).
Pemegang saham yang berhak menghadiri dan memberikan suara dalam RUPST adalah mereka yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atau memiliki rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga 3 Maret 2025 pukul 16.00 WIB.
Pergantian Direksi: Royke Tumilaar Akan Lengser, Putrama Wahju Setywan Jadi Calon Pengganti
Salah satu agenda utama dalam RUPST kali ini adalah pergantian susunan direksi, termasuk posisi Direktur Utama yang saat ini dijabat oleh Royke Tumilaar.
Royke, yang ditunjuk sebagai Dirut BNI dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 September 2020, akan menyelesaikan masa jabatannya. Meskipun sempat beredar kabar bahwa masa tugasnya akan diperpanjang, belakangan muncul informasi bahwa Putrama Wahju Setywan menjadi kandidat terkuat untuk menggantikannya.
Putrama bukanlah nama baru di lingkungan BNI. Ia merupakan seorang bankir karier yang sebelumnya pernah menjabat sebagai direktur pada tahun 2020, bersamaan dengan penunjukan Royke sebagai Direktur Utama.
Setelah sempat berpindah ke PT Jaminan Kredit Indonesia (2020-2022), Putrama kembali ke BNI pada tahun 2022 dan pada Maret 2024 dipercaya menduduki posisi Wakil Direktur Utama. Seorang eksekutif di internal BNI mengungkapkan bahwa Putrama memiliki peluang besar untuk naik ke posisi puncak tersebut.
Selain Royke, tiga anggota direksi lainnya juga akan menyelesaikan masa jabatan mereka dalam RUPST kali ini. Mereka adalah Novita Widya Anggraini (Direktur Keuangan), David Pirzada, dan Ronny Venir.
Novita dan David sebelumnya berasal dari Bank Mandiri dan bergabung dengan BNI di bawah kepemimpinan Royke, sementara Ronny merupakan sosok yang telah lama berkarier di BNI. Pergantian direksi ini dinilai sebagai momen penting bagi BNI untuk menentukan arah strategis perusahaan ke depan.
Baca Juga: Asing "Mudik" Duluan, Gondol Uang Triliunan dari RI
Sepanjang tahun 2024, BNI berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif dengan laba bersih sebesar Rp 21,46 triliun, meningkat 2,63% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 20,91 triliun. Sejalan dengan pencapaian ini, manajemen berencana meningkatkan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) ke kisaran 60-65%, tergantung pada keputusan yang akan diambil dalam RUPST.
Jika rencana ini disetujui, dividen tunai yang akan dibagikan kepada pemegang saham diperkirakan mencapai Rp 12,88 triliun hingga Rp 13,95 triliun.
Keputusan final mengenai besaran dividen akan ditetapkan dalam RUPST pada 26 Maret 2025. Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI, menegaskan bahwa rencana pembagian dividen tersebut telah mempertimbangkan aspek permodalan perseroan yang dinilai cukup kuat.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNI secara bank only pada akhir 2024 tercatat sebesar 21,4%, jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan regulator. Novita menjelaskan bahwa pertimbangan peningkatan dividen dilakukan dengan tetap menjaga stabilitas permodalan agar BNI dapat terus tumbuh di masa mendatang.
Selain itu, Novita juga mengungkapkan bahwa BNI belum berencana menerapkan skema pembagian dividen interim seperti yang dilakukan beberapa bank besar lainnya, seperti Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Selain pembahasan dividen, BNI juga telah mengumumkan salah satu agenda penting dalam RUPST, yakni rencana pembelian kembali saham (buyback).
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Luhut Turun Tangan, Minta Purbaya Tak Ambil Anggaran MBG
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?