Suara.com - Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tren pelemahan di tengah gejolak global dan ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat.
Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta, rupiah tercatat melemah sebesar 24 poin atau 0,14 persen ke level Rp16.846 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.822 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar ini turut tercermin dalam kurs jual dan beli dolar AS di sejumlah bank besar nasional. Berikut adalah daftar kurs USD terhadap rupiah di beberapa bank per Selasa sore:
BCA (15:38 WIB)
- Beli: Rp16.860
- Jual: Rp16.905
BRI (15:08 WIB)
- Beli: Rp16.863
- Jual: Rp16.889
Bank Mandiri (14:26 WIB)
- Beli: Rp16.835
- Jual: Rp16.865
BNI
- Beli: Rp16.823
- Jual: Rp16.923
CIMB Niaga
- Beli: Rp16.849
- Jual: Rp16.854
Pergerakan kurs yang cukup fluktuatif ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan eksternal terhadap perekonomian Indonesia, terutama menyusul kebijakan baru Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor.
Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan pada 2 April lalu secara resmi mulai berlaku pada 5 April 2025, dengan Indonesia termasuk dalam daftar negara yang dikenai tarif tambahan sebesar 32 persen mulai 9 April 2025 pukul 11.01 WIB.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyatakan bahwa kebijakan ini berpotensi melemahkan sektor teknologi dan informasi (TI) nasional.
Menurutnya, industri TI dalam negeri masih sangat tergantung pada komponen impor seperti chip dan semikonduktor, sehingga penguatan dolar AS dan melemahnya rupiah akan langsung berdampak pada kenaikan biaya produksi.
“Saya melihat kebijakan tarif impor AS akan melemahkan industri TI dalam negeri. Pasalnya, industri kita belum mampu memproduksi komponen utama seperti chip, dan dengan pelemahan rupiah, biaya produksi akan melonjak,” jelas Huda seperti dikutip dari ANTARA, Senin (7/4).
Ia juga menyoroti kemungkinan pasar domestik dibanjiri produk-produk TI dari negara lain yang juga terkena dampak tarif AS, sehingga menimbulkan persaingan yang tidak sehat bagi produk lokal.
Baca Juga: Cara Menambahkan Rekening di BRImo untuk Menabung Lebih Disiplin
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengingatkan bahwa pelemahan rupiah dapat berdampak serius pada kelangsungan proyek-proyek telekomunikasi di Indonesia.
Banyak proyek, kata dia, bergantung pada peralatan impor yang harganya mengikuti kurs dolar.
“Jika dolar terus menguat dan menembus Rp17.000, proyek-proyek bisa mangkrak dan pembayaran ke vendor menjadi kendala besar,” ujarnya.
Heru juga menyebut bahwa angka psikologis Rp17.000 per dolar AS patut diwaspadai, dan jika tak dikendalikan, rupiah bisa menyentuh Rp20.000 per dolar seperti pada krisis ekonomi 1998.
“Pemerintah harus sigap dan menjaga komunikasi publik agar tidak terjadi kepanikan pasar,” kata Heru.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menambahkan bahwa sentimen risk off global turut memperburuk situasi.
Berita Terkait
-
Cara Menambahkan Rekening di BRImo untuk Menabung Lebih Disiplin
-
5 Tips Hemat Ala BRI Biar Bisa Investasi bisa Lebih Cepat
-
Rencanakan Masa Pensiun Bersama BRI
-
Rekomendasi Pinjaman Modal Usaha dari BRI untuk Pekerja Migran atau TKI
-
Dari Warung Kelontong Hingga Kuliahkan Anak: Kisah Inspiratif Suryani Raih Mimpi Berkat BRI
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Update Harga Emas Antam 24 Karat 25 Oktober: Turun Tipis, Inikah Saat Tepat untuk Beli?
-
Perempuan Berdaya, Masyarakat Maju: FEB UI Selenggarakan Pelatihan di RW 11 Manggarai
-
BRI Perkuat Desa BRILiaN Lewat Bantuan Infrastruktur dan UMKM
-
Setelah 5 Kereta Sempat Berhenti Mendadak, Operasional LRT Jabodebek Kembali Normal
-
Selama Sepekan Harga Emas Antam Anjlok Rp 78.000 per Gram
-
IFG Life Pastikan Klaim Polis Nasabah Tak Dipungut Biaya
-
IHSG Ngebut di Pekan Ini Naik 4,50 Persen, Kapitalisasi pasar Tembus Rp 15.234 Triliun
-
LRT Jabodebek Gangguan Hingga Pengguna Jalan di Pinggir Rel, Apa Penyebabnya?
-
Harga Emas Antam Hari Turun! Saatnya Borong Lagi?
-
Tukin PNS ESDM Naik 100 Persen, Bahlil: Saya Tidak Segan Merumahkan Kalian