Suara.com - Nasib BluSmart, layanan taksi listrik populer dan pernah menjadi pesaing berat Uber alami krisis keuangan di India. Tentunya keuntungan yang menurun membuat kinerja perusahaan dengan cepat terpuruk serta menghentikan pemesanan taksi baru.
Perusahaan yang memiliki 8.000 armada taksi online ini, menetapkan standar layanan yang tinggi. Termasuk mobil yang terawat dengan baik dan pengemudi yang sopan. Apalagi, kualitas adalah nilai jual terbesar BluSmart saat bersaing dengan pesaing yang lebih besar.
Sayangnya, penurunan keuntuangan membuat perusahaan memtusukan untuk tutup. Telebih, kemungkinan penutupannya telah menyebabkan ratusan orang menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kemarahan dan kesedihan.
"Sebagai pengguna BluSmart yang sering, berita tentang penutupan layanan tersebut sangat menyakitkan. Layanan lain yang biasa digunakan, hilang karena salah urus," kata seorang pengguna di X di lansir BBC, Sabtu (19/4/2025).
Meskipun banyak orang mengatakan bahwa mereka telah menerima pengembalian uang yang disimpan di dompet digital BluSmart, beberapa orang menyatakan kecemasan karena diminta menunggu selama 90 hari.
Penutupan perusahaan ini diawalai dengan menghentikan layanan di tiga kota yakni Bengaluru, Mumbai, dan Delhi. Hingga, Badan Pengawas Pasar Modal India (Sebi), menuduh bahwa pendiri BluSmart, Anmol Singh Jaggi dan Puneet Singh Jaggi, mengalihkan pinjaman dari perusahaan lain yang mereka miliki untuk membeli apartemen mewah dan peralatan golf.
Pinjaman tersebut dimaksudkan untuk membantu BluSmart menyewakan mobil baru. Masalahnya tampaknya terletak pada salah urus keuangan yang dituduhkan oleh regulator dan juga cara model bisnis BluSmart disusun.
Tidak seperti agregator taksi tradisional yang menyewakan kendaraan mereka dari pengemudi perorangan. Dalam hal ini BluSmart menyewakan armadanya dari perusahaan khususnya dari satu perusahaan bernama Gensol Engineering Limited (GEL), sebuah perusahaan energi surya dan penyewaan kendaraan listrik yang terdaftar di pasar saham yang juga dijalankan oleh Jaggis.
Bulan lalu, lembaga pemeringkat kredit CARE Ratings dan ICRA menurunkan peringkat investasi GEL setelah mereka menemukan bahwa BluSmart telah gagal membayar kepada perusahaan tersebut.
Baca Juga: Badai PHK Mengintai: 1,2 Juta Pekerja RI di Ujung Tanduk Perang Tarif AS-China!
ICRA juga mengatakan telah menerima umpan balik dari pemberi pinjaman GEL tentang keterlambatan dalam membayar utang dan menuduh bahwa perusahaan telah memalsukan catatan mengenai kewajiban pinjamannya, yang menimbulkan kekhawatiran tentang tata kelola perusahaan dan posisi likuiditas perusahaan.
Dengan krisis pendanaan yang tampaknya meningkat, GEL dilaporkan telah berada di pasar untuk menjual sekitar 3.000 kendaraan listrik yang telah dibelinya untuk disewakan kepada BluSmart, yang sepenuhnya menghancurkan bisnis transportasi daring milik BluSmart.
Para promotor GEL dan BluSmart secara terbuka membantah tuduhan yang dibuat oleh lembaga pemeringkat, tetapi tuduhan tersebut cukup memberatkan bagi regulator pasar India untuk meluncurkan penyelidikannya sendiri yang menemukan bahwa masalah perusahaan tersebut jauh lebih dalam daripada sekadar gagal bayar pinjaman.
"Apa yang telah disaksikan dalam perkara ini adalah kegagalan total kontrol internal dan norma tata kelola perusahaan di Gensol, sebuah perusahaan yang terdaftar. Dana perusahaan dialihkan ke pihak terkait dan digunakan untuk pengeluaran yang tidak terkait, seolah-olah dana perusahaan adalah celengan promotor," kata Sebi dalam perintahnya.
Regulator lebih lanjut mengatakan bahwa meskipun dugaan pengalihan dana terutama terjadi dalam konteks pembelian kendaraan listrik (EV) yang dimaksudkan untuk disewakan kepada BluSmart, risiko yang ditimbulkannya "tidak terisolasi atau terkendali".
Hal ini sebagian karena mobil yang disewakan kepada BluSmart oleh GEL dibiayai oleh pemberi pinjaman negara seperti Indian Renewable Energy Development Agency Ltd (IREDA), yang sekarang berpotensi menghadapi kerugian besar.
Berita Terkait
-
Restrukturisasi Perusahaan, Pengembang Game Tomb Raider PHK Puluhan Karyawan
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
Polisi Tangkap Perampok yang Bunuh Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi, Apa Motifnya?
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani