Suara.com - Sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan penghentian paksa operasional sebuah pabrik es kristal di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang diduga dilakukan oleh anggota organisasi masyarakat (ormas). Dalam video tersebut, pemilik usaha juga mengaku mengalami intimidasi dari terduga anggota ormas terkait.
Berdasarkan rekaman video yang dilihat pada Minggu (20/4/2025), seorang wanita yang diduga sebagai pemilik usaha merekam kondisi pabriknya.
Ia menjelaskan bahwa penghentian operasional pabriknya dilakukan secara paksa oleh ormas SPSI dan Pemuda Pancasila. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa mereka juga mendapatkan intimidasi dan mesin-mesin pabrik dimatikan secara paksa diduga karena ormas tersebut meminta jatah atau upah ke pabrik
Dalam video itu, wanita tersebut memohon bantuan kepada pemerintah dan kepolisian atas kejadian yang menimpanya. Pengunggah video menyebutkan bahwa insiden tersebut terjadi di UD Aguaris, Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat.
"Kami pengusaha UD Aguaris yang bergerak di bidang pembuatan es kristal merasa tertekan dengan tindakan oknum yang mengaku dari ormas SPSI dan Pemuda Pancasila. Usaha kami ditutup paksa, tidak bisa beroperasi, dan mesin dimatikan. Kami juga diintimidasi, karyawan kami dilarang bekerja. Kami memohon bantuan Bapak Presiden, kami sudah diintimidasi, kami membayar pajak, dan usaha kami memiliki izin yang lengkap. Mohon bantuannya agar pabrik kami dapat beroperasi kembali," ujar wanita dalam video tersebut.
Ia juga berharap agar pihak berwenang dapat memberikan perlindungan agar kejadian serupa tidak terulang, mengingat usaha mereka telah memenuhi kewajiban membayar pajak dan memiliki izin yang lengkap.
Menanggapi video viral tersebut, Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Letkol Inf Asrul Kurniawan Harahap, menyatakan bahwa pihaknya telah mengetahui kejadian tersebut dan berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki dugaan intimidasi.
"Begitu kami menerima video tersebut tadi malam, tim langsung menuju lokasi pabrik es. Setibanya di sana, anggota koramil, polsek, dan tim intel Kodim Langkat turut membantu berjaga hingga pabrik tersebut dapat kembali beroperasi," ungkapnya pada Sabtu (19/4/2025).
Letkol Asrul juga menegaskan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan kepolisian dalam membantu warga yang menjadi korban intimidasi oleh pihak-pihak tertentu. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan bebas dari praktik pungutan liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Sebut Preman Berkedok Ormas Selalu Berulah, Komisi III DPR: Mereka Merasa Penguasa Wilayah
Hal serupa juga disampaikan pihak kepolisian melalui Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo yang menyampaikan perkembangan terkini bahwa pihaknya telah mengamankan seorang oknum anggota ormas yang diduga melakukan intimidasi terhadap pabrik es tersebut.
“Satu orang sudah kami amankan. Kami mengimbau kepada oknum anggota ormas lain yang terlibat dalam pemerasan pabrik es ini untuk segera menyerahkan diri dalam waktu 2x24 jam,” tegas Kapolres pada Minggu (20/4/2025).
Kapolres juga telah menempatkan personel kepolisian di lokasi pabrik di bawah komando Kabag Ops untuk menjaga keamanan hingga situasi kembali normal. “Saya sudah memerintahkan Kabag Ops beserta jajaran untuk tetap berada di lokasi pabrik sampai ada perintah lebih lanjut dari saya,” tambahnya.
Saat ini, terduga pelaku intimidasi dan pemerasan, yang diketahui berinisial B, telah ditahan di Mapolres Langkat untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Tindakan premanisme dan pungutan liar yang dialami UD Aguaris di Langkat menjadi contoh nyata bagaimana praktik ilegal ini menghambat investasi. Ketakutan akan intimidasi dan pemerasan oleh ormas dapat membuat investor enggan menanamkan modal, menciptakan iklim usaha yang tidak kondusif.
Perusahaan yang seharusnya fokus pada produksi dan pengembangan terpaksa berurusan dengan gangguan eksternal, mengganggu operasional dan menimbulkan kerugian. Kepastian hukum dan keamanan berusaha menjadi kunci menarik investasi, dan insiden ini menunjukkan perlunya tindakan tegas aparat untuk memberantas premanisme demi menjaga iklim investasi yang sehat.
Berita Terkait
-
Gawat! Preman Pasar Merajalela, DPR Desak Kapolri Bertindak!
-
Kumpulan Aksi Kriminalitas Selama Lebaran di Jakarta, Maling Emas hingga Preman Minta Jatah
-
Libatkan Istri jadi Tukang Palak, Preman Pemeras Tukang Sayur di Bekasi Ternyata Budak Narkoba
-
Marak Aksi Premanisme, Sahroni Minta Kapolri 'Sapu Bersih' Preman-preman Pasar
-
Tampang 2 Preman Ngamuk Minta Jatah ke Pedagang Sayur Pasar Bekasi, Positif Nyabu
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya