Suara.com - Masyarakat modern selalu tertarik dengan perkembangan teknologi terbaru. Belakangan, muncul aplikasi World App yang ramai diperbincangkan. Untuk Anda yang belum sempat membaca tentangnya, mari mengenal World App yang ramai di media sosial dan ‘muncul’ di Bekasi beberapa hari belakangan.
Aplikasi ini sebenarnya terkait dengan aktivitas kripto yang menjamur di berbagai lapisan masyarakat. Nantinya pengguna dapat masuk ke ekosistem World Network yang sudah ada, untuk mengelola aset kripto yang mereka miliki.
Dikembangkan oleh Tools for Humanity, aplikasi ini menyediakan berbagai fitur berguna terkait aktivitas Anda dalam mengelola aset kripto yang dimiliki. Mulai dari pembuatan World ID, dompet kripto, akses ke dApps, inklusi keuangan, hingga token hibah, semua tersemat dalam satu aplikasi terpadu.
World App, Aplikasi untuk Pengelolaan Kripto
Secara praktis, World App adalah dompet pertama yang dibuat untuk Worldcoin. Dompet ini menggabungkan mekanisme kerja dari Worldcoin dan Ethereum untuk memberikan kemudahan pada penggunanya ketika mengakses identitas dan keuangan yang terdesentralisasi.
Nantinya setelah memiliki World ID yang berperan sebagai paspor digital global, pengguna dapat mengakses dunia internet yang lebih luas dengan segala kesempatan dan potensi yang ditawarkan olehnya.
World ID sendiri akan menggunakan biometrik mata lewat perangkat pencitraan khusus yang disebut dengan Orb, dalam prosesnya melakukan verifikasi pengguna yang melakukan pendaftaran. Namun ditekankan pada salah satu unggahan bahwa World ID dirancang untuk memverifikasi keunikan yang dimiliki pengguna, bukan identitas pribadi seseorang.
World App sendiri membuka pendaftaran secara langsung di setidaknya 29 kota di Indonesia, termasuk salah satunya Kota Bekasi. Masyarakat yang ingin turut mendaftar diminta untuk datang dan melakukan pemindaian atau scan retina mata menggunakan Orb. Lokasi tepatnya adalah di kawasan Bojong Rawalumbu, yang selalu dipadati warga masyarakat.
Tidak perlu waktu lama, pendaftaran ini kemudian dipadati oleh masyarakat sekitar. Mulai dari remaja hingga lansia datang untuk mendaftar dan menyelesaikan proses registrasi yang diperlukan. Kabar yang beredar, setelah pendaftaran selesai dilakukan pengguna akan memperoleh uang antara Rp200,000 hingga Rp800,000.
Baca Juga: Aplikasi Meta AI Sudah Tersedia di Indonesia, Pesaing ChatGPT dan Google Gemini
Namun banyak yang tidak menyadari dengan baik, bahwa proses ini sebenarnya mengambil atau mendata data retina mata setiap orang untuk masuk ke dalam database. Risiko yang muncul dapat meningkat ketika data ini digunakan tanpa persetujuan dari pemiliknya untuk aktivitas yang merugikan.
Data terkait retina mata terbilang sangat sensitif, dan dapat menjadi data identitas seseorang karena bersifat unik dan berbeda-beda. Untuk itu, Anda yang mulai tertarik turut mendaftar sebaiknya memahami benar risiko yang muncul dari proses ini.
Risiko Pengumpulan Data dengan World App
Di X sendiri, pembahasan terkait hal ini mulai ramai terjadi. Salah satu akun netizen, @pand**91 pada turut menanggapi ramainya pendaftaran yang terjadi di Bekasi. Dalam cuitannya pengguna tersebut menyampaikan bahwa World App adalah aplikasi kripto dari pembuat ChatGPT, Sam Altman.
Ia juga menyampaikan bahwa data yang didapatkan oleh World App berpotensi digunakan utnuk eksperimen yang tengah mereka lakukan, dengan risiko besar di kemudian hari. Cuitan yang diunggah pada 3 Mei 2025 lalu menyatakan pemerintah belum terlihat melakukan sesuatu terkait hal ini.
Meski faktanya warga yang datang untuk mendaftar memang diberikan sejumlah imbalan, namun yang harus disadari adalah adanya ancaman terkait data pribadi yang penting dan sensitif. Bukan tidak mungkin di kemudian hari muncul masalah besar terkait eksploitasi data pribadi milik seseorang, yang secara ‘sukarela’ telah diberikan ketika mendaftar World App ini.
Berita Terkait
-
Worldcoin dan WorldID Resmi Diblokir di Indonesia, Diduga Langgar Aturan Hukum
-
Reformasi Regulasi Kunci Agar Indonesia Tidak Tertinggal di Industri Kripto
-
Cara Membuat Foto AI Main PS dengan Artis di ChatGPT
-
Pi Network di Ujung Tanduk, Tapi Berpotensi Rebound
-
Aplikasi Meta AI Sudah Tersedia di Indonesia, Pesaing ChatGPT dan Google Gemini
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini