Suara.com - Bank Indonesia (BI) terus menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil. Saat ini saja pergerakan mata uang Garuda melemah menjadi Rp16.461 untuk dollar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Erwin Gunawan Hutapea mengatakan pelemahan rupiah juga disebabkan faktor global. Salah satunya perbincangan China dengan Amerika Serikat mengenai penetapan tarif.
"Pembicaraan Amerima dan Tiongkok pasti mempengaruhi landscape perdagangan global dan akhirnya pasar keuangan global," kata Erwin Gunawan Hutapea di Gedung BI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Menurut dia, tekanan ekonomi akan berkurang seiring setiap negara bisa mengatasi situasi global. Apalagi, perputaran ekonomi global akan terus berjalan.
" Mereka masih menunggu komprominha seperti apa begitu akan clear dan setiap negara bisa mengatasi impact ekonomi dan investor global dalam landscape yang baru nampaknya dunia akan pulih bekerja kembali. Ekonomi dunia akan berputar enggak mungkin selamanya wait and see," bebernya.
BI pun memastikan akan selalu berada di pasar dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Hal ini untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia sesuI dengan target.
"Tujuan kita memastikan mekanisme pasar berjalan baik. Kami selalu berada di pasar agar menjaga mekanisme pasar lebih sehat," katanya.
Kata dia berbagai faktor yang mempengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan di antaranya masih seputar perang dagang. Namun, kini makin memburuk setelah adanya perang terbuka antara India dan Pakistan.
"Untuk turun ke bawah Rp 16.400 itu kelihatannya supportnya cukup strong, selalu membal, dan hari ini kan kita lihat pergerakannya itu di Rp 16.500-an," imbuhnya.
Baca Juga: CIA Buka Lowongan Kerja Mata-mata China, Beijing Siap Beri Balasan Lebih Keras
Erwin menilai, faktor sentimen yang memengaruhi pergerakan kurs rupiah membuat faktor fundamentalnya yang masih baik menjadi tertutupi. Misalnya, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 yang masih bisa di level 4,87% secara tahunan atau year on year menurutnya masih memberikan sentimen positif bagi investor.
"Meskipun rilis GDP kemarin di Q1 kelihatannya di bawah konsensus pelaku pasar, konsensus pelaku pasar kita ada di 4,92%, kejadiannya di 4,87%," bebernya.
Selain itu, BI secara bertahap melakukan pengurangan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), agar likuiditas lebih banyak diserap oleh masyarakat.
Adapun, pengurangan outstanding SRBI secara bertahap agar likuiditas menjadi longgar, dan likuiditas bisa mengalir ke industri dan masyarakat.
“Karena kuncinya dilonggarkan, likuiditasnya akan mengalir ke industri itu lebih banyak. Nah sehingga sebagai bagian dari upaya itu, untuk SRBI secara bertahap BI melakukan penurunan outstanding,” tutur Erwin
Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah hari ini melemah sebesar 12 poin atau 0,07 persen terhadap dolar AS. Kurs rupiah turun menjadi Rp16.461 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Rabu pagi di Jakarta.
Berita Terkait
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Mulai Bangkit, Rupiah Beri Tekanan pada Dolar ke Level Rp16.706
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya