Suara.com - Google melakukan efiesiensi pada karyawannya. Sebanyak 200 pekerja akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di seluruh unit bisnis globalnya yang bertanggung jawab atas penjualan dan kemitraan.
The Information perusahaan telah mengalihkan pengeluaran ke pusat data dan pengembangan AI, sambil mengurangi investasi di area lain. Serta mengatakan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja yakni untuk perubahan di seluruh tim
" Ini untuk mendorong kolaborasi yang lebih besar dan memperluas kemampuan kami untuk melayani pelanggan kami dengan cepat dan efektif," katanya.
The Information melaporkan bulan lalu bahwa Google telah memberhentikan ratusan karyawan di unit platform dan perangkatnya, yang menaungi platform Android, ponsel Pixel, dan browser Chrome di antara aplikasi lainnya.
Pada bulan Januari 2023, induk perusahaan Google, Alphabet, mengumumkan rencana untuk memangkas 12.000 pekerjaan, atau 6 persen dari tenaga kerja globalnya.
Perusahaan tersebut memiliki 183.323 karyawan per 31 Desember 2024, menurut pengajuan pada bulan Februari. Di antara pemutusan hubungan kerja besar lainnya, induk perusahaan Facebook, Meta, memberhentikan sekitar 5 persen dari laryawan dengan kinerja terendah pada bulan Januari, sembari terus mempercepat perekrutan teknisi pembelajaran mesin.
Microsoft juga memangkas 650 pekerjaan di unit Xbox pada bulan September. Amazon memberhentikan karyawan di beberapa unit, termasuk komunikasi, sementara Apple menghilangkan sekitar 100 peran dalam grup layanan digitalnya tahun lalu, menurut laporan media.
Sebelumnya, badai pemutusan hubungan kerja (phk) terus melanda di setiap negara. Kali ini, raksasa teknologi Jepang yakni Panasonic berencana memangkas lini bisnis yang bermasalah.
Adapun ribuan tenaga kerjanya karena perusahaan tersebut bermaksud mengubah orientasinya untuk era teknologi yang tidak lagi didominasi oleh elektronik tradisionalnya.
Baca Juga: Survei BI : Masyarakat Indonesia Mulai Doyan Belanja
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Panasonic mengatakan akan memangkas sekitar 10.000 pekerjaan di seluruh dunia, atau sekitar 4 persen karyawan, terutama dalam tahun fiskal yang dimulai pada bulan April.
Dilansir New York Times, setenhaj dari pemangkasan akan dilakukan di Jepang dan setengahnya di luar negeri. Sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan tersebut mengatakan, perusahaan tersebut akan mendorong perhentian bisnis.
" Mendorong penghentian bisnis yang merugi tanpa prospek peningkatan laba."
Didirikan di Osaka lebih dari satu abad yang lalu, Panasonic telah mengelola berbagai bisnis, mulai dari televisi dan kamera digital hingga ponsel dan peralatan dapur," katanya
Selain itu perusahaan juga pernah menjadi pemimpin dalam elektronik konsumen, perusahaan tersebut selama dua dekade terakhir telah bergulat dengan cara mengubah orientasi operasinya.
Profitabilitas Panasonic mulai menurun pada pertengahan tahun 2000-an, yang berpuncak pada kerugian yang signifikan pada awal tahun 2010-an. Di bawah mantan presidennya, Kazuhiro Tsuga, yang memangku jabatan tersebut pada tahun 2012, perusahaan tersebut memangkas bisnis yang sedang terpuruk seperti televisi plasma.
Tag
Berita Terkait
-
Batal Jadi Komisaris Bank BJB, Helmy Yahya: Ada Dirjen Kementerian Mengadu ke OJK Tentang Saya!
-
KPK Buka Penyelidikan Baru, BPKH Klarifikasi Soal Layanan Kargo Haji
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif
-
Yudo Sadewa Geram Dituduh Hidup dari Uang Negara, Tegaskan Sumber Kekayaannya dari Aset Kripto
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil
-
COO Danantara Beberkan Alasan Turunnya Penambahan Modal ke Garuda Indonesia Jadi Rp 23,67 T
-
Mulai 2026, DJP Bisa Intip Kantong Isi E-Wallet dan Rupiah Digital Masyarakat
-
HUT ke-45, Brantas Abipraya Tampilkan Beragam Inovasi: Dari Tradisi ke Transformasi
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?