Suara.com - PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) menyerahkan bantuan pompanisasi kepada kelompok tani di Kecamatan Muara Telang, Palembang.
Bantuan itu merupakan bagian dari Farmer Engagement Program (FEP) atau kemitraan dengan petani, sebagai upaya membantu peningkatan produktivitas.
Pompanisasi ini menjadi proyek percontohan (pilot project) dalam Program Naik Kelas, yang dirancang untuk mengangkat petani dari kelas dasar (basic) ke menengah (intermediate).
Ketua Kelompok Kemitraan FEP Desa Mekarsari, Muara Telang, Mustakim menjelaskan, bantuan pompanisasi sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan air.
Dengan suplai air yang lebih optimal, petani dapat beralih dari sistem tanam benih langsung (tabela), menjadi sistem tanam pindah. Sistem tersebut dinilai lebih cocok untuk kondisi lahan marginal di wilayah mereka.
“Kami sangat senang dan optimis hasil panen dapat meningkat, serta memiliki kualitas GKP (gabah kering panen) yang baik. Tentu ini berdampak bagi ekonomi petani karena akan ada kenaikan harga gabah yang diterima petani,” kata Mustakim ditulis Rabu (21/5/2025).
Transisi sistem tanam pindah ini juga mendorong terbentuknya komunitas tanam baru, yang mayoritas beranggotakan perempuan. Komunitas ini diharapkan dapat membantu mereka mendapatkan pemasukan tambahan dari kegiatan bertani.
Mustakim mengatakan, akibat lahan di desanya marginal, petani sering kehilangan hasil panen akibat fenomena yang mereka sebut sebagai padi senggol.
Ini adalah istilah lokal untuk menyebut bulir padi yang mudah rontok saat tertiup angin atau tersenggol. Padi senggol telah menyebabkan kehilangan panen (loss).
Baca Juga: Dirasa Mencekik, Kenaikan PE 10 Persen Diprotes Petani Sawit
Dampaknya, dari potensi 80 karung gabah kering panen (GKP) per hektare (ha), petani seringkali hanya menerima 50 bahkan hanya 30 karung per ha.
“Dengan pendampingan dan pengairan yang lebih baik, kami berharap dapat membantu meningkatkan produktivitas,” kata Mustakim.
Dalam kesempatan itu, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan Imam Mustakim mengapresiasi langkah WPI dalam membangun kemitraan dengan petani.
Dia berharap upaya tersebut dapat menginspirasi pihak-pihak lain untuk melakukan hal serupa. Strategi kemitraan itu juga dinilai cukup tepat dengan menurunkan agronomis untuk mendampingi petani.
“Dengan bantuan agronomis, petani dapat mengetahui mengenai praktik pertanian yang baik,” ujarnya.
Business Unit Head Wilmar Sumatera Bagian Selatan Rachmadsyah menambahkan, FEP merupakan salah satu wujud semangat bisnis perusahaan yang berlandaskan tanggung jawab sosial.
Program ini juga diharapkan dapat berkontribusi mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional.
“Kami ingin memastikan bahwa bisnis kami tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga masyarakat, khususnya petani yang terlibat langsung dalam ratai pasok perusahan,” kata Rachmadsyah.
Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan suatu bangsa. Mereka adalah individu-individu yang bekerja keras membajak lahan, menanam benih, dan merawat tanaman hingga menghasilkan panen yang memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Lebih dari sekadar penyedia makanan, petani juga berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan warisan budaya. Di era modern, tantangan yang dihadapi petani semakin kompleks.
Perubahan iklim ekstrem, keterbatasan lahan, fluktuasi harga pasar, dan persaingan dengan produk impor menjadi batu sandungan yang harus diatasi. Oleh karena itu, dukungan terhadap petani menjadi krusial.
Pemerintah dan pihak terkait perlu memberikan perhatian lebih melalui berbagai program, seperti pelatihan, penyediaan bibit unggul, akses permodalan yang mudah, serta jaminan harga yang adil.
Selain itu, pemanfaatan teknologi pertanian modern juga perlu didorong agar petani dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
Masyarakat juga dapat berkontribusi dengan menghargai hasil pertanian lokal dan mendukung produk-produk petani.
Dengan memberikan apresiasi yang layak, kita turut memotivasi petani untuk terus berkarya dan menjaga keberlangsungan sektor pertanian.
Petani adalah pahlawan pangan yang patut dihormati dan didukung. Kesejahteraan mereka adalah kunci menuju ketahanan pangan dan kemandirian bangsa.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Emas Antam Anjlok, Tapi Harganya Masih Tinggi Rp 2.088.000 per Gram
-
Gedung DPR Nepal Hangus Dibakar, Nilai Bangunannya Mencapai Rp 717 Miliar
-
IHSG Masih Menguat Jumat Pagi, Saham-saham Perbankan Tetap Berjaya
-
Pinjol Ilegal Merajalela? KPPU Panggil 97 Perusahaan dan OJK
-
Menkeu Baru Mau Guyur Rp200 Triliun ke Perbankan, Ternyata Bisa Tambah Lapangan Kerja
-
Pertamina Bakal Izinkan Pertashop Jual Pertalite
-
Perkuat Bisnis, Anak Usaha Pertamina Siap Jadi Tulang Punggung Maritim Indonesia
-
Belanja di Jepang Kini Bisa Bayar dengan QRIS GoPay
-
Vietjet Umumkan Investasi Miliaran Dolar untuk Beli Pesawat Ramah Lingkungan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian: Antam Naik, UBS Turun, Masih 2 Jutaan!