Suara.com - Indonesia sudah menandatangani 12 kerja sama antara Indonesia dan China seusai Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok, Li Qiang, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (25/5/2025).
Dengan kerja sama tersebut, diharapkan akan semakin banyak investasi dari China yang akan masuk ke Indonesia.
Asal tahu saja, kehadiran Perdana Menteri Li Qiang turut membawa prospek kerja sama konkret, termasuk implementasi investasi senilai 10 miliar dolar AS atau setara Rp 162 triliun (asumsi kurs Rp 16.200 per dolar AS).
Beberapa di antaranya berada di sektor transportasi, klaster industri, hilirisasi mineral, hingga industri kimia. Proyek-proyek tersebut melibatkan kolaborasi perusahaan swasta, badan usaha milik negara (BUMN), dan mitra asing.
Akan tetapi, upaya Pemerintahan Prabowo ini diprediksi akan sulit terjadi, apabila belum menyelesaikan hambatan investasi yang ada di Indonesia.
Pengamat Pertambangan dan Energi, Ferdy Hasiman mengatakan, selama persoalan investasi yang dihadapi investor seperti gangguan organisasi masyarakat (Ormas)/Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan aturan perijinan yang tidak jelas, maka membuat investasi sulit direalisasikan di Indonesia.
"Percuma saja Presiden Prabowo kunjungi negara ke negara untuk yakinkan investor, jika tidak benahi birokrasi dan aturan main investasi di negeri ini. Karena, mereka (investor) ingin Indonesia itu harus ramah investor, malas yang gaduh-gaduh. Untuk itu, ego antar sektor kementerian dan keberadaan ormas atau LSM harus dihilangkan untuk mengejar tercapainya Asta Cita," ucap dia ditulis Senin (2/6/2025).
Masalah gangguan ormas/LSM pernah dihadapi beberapa perusahaan/investor di Indonesia, seperti tekanan ormas kepada perusahaan otomotif, BYD di Subang, pemalakan tender oleh anggota Kadin kepada Chengda Engineering Co, kontraktor dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di Cilegon, Banten, permasalahan nikel yang dikelola Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah hingga permasalahan AMDAL yang dihadapi PT Dairi Prima Mineral (DPM) di Dairi, Sumatera Utara.
Peneliti Alpha Research Database Indonesia itu meminta pemerintah agar lebih serius untuk menyelesaikan hambatan-hambatan investasi, khususnya bagi investor China.
Baca Juga: Fakta Ini Ungkap, Indonesia Masih Kalah Jauh dari China untuk Gunakan Energi Terbarukan
"Pemerintah harus lebih tegas dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha asal China, apalagi China merupakan salah satu negara asal investasi terbesar di Indonesia," jelas dia.
Berdasarkan data BKPM, nilai investasi China daratan di Indonesia sebesar 8,1 miliar dolar AS selama 2024. Sedangkan, akumulasi investasi China daratan ke Indonesia sejak 2019 mencapai 36,4 miliar dolar AS.
Dia menambahkan, jangan sampai permasalahan yang dihadapi investor tidak dapat teratasi, sehingga membuat mereka menjadi takut untuk menanamkan modal di Indonesia. Selain itu, perlu aturan yang benar-benar dapat menguntungkan bersama, antara pemerintah dan investor.
"Sejak zaman Presiden Jokowi sampai sekarang, elit kerap main dengan hukum dan aturannya hanya untuk kepentingan mereka. Jadi aturan yang dibuat harus menguntungkan untuk banyak pihak, termasuk investor. Jangan regulasi dan birokrasi yang bertele-tele yang membuat investor memikirkan ulang untuk berinvestasi di Indonesia," pungkas dia.
Investasi adalah kunci membangun kekayaan jangka panjang. Dengan mengalokasikan dana ke berbagai aset seperti saham, obligasi, properti, atau reksa dana, Anda berpotensi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada hanya menyimpan uang di bank.
Penting untuk memahami profil risiko Anda dan melakukan riset sebelum berinvestasi. Diversifikasi portofolio, yaitu menyebar investasi ke berbagai aset, dapat membantu mengurangi risiko.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
Terkini
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Emiten TRON Sulap Halte TransJakarta Pakai Teknologi Canggih
-
Harga Kripto Menghijau, Bitcoin Dibandrol Rp 1,54 Miliar
-
Seleksi PPPK Tendik Sekolah Rakyat Tahun 2025 Resmi Dibuka: Jadwal dan Penempatan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh Jadi Rp 2.406.000 per Gram, Cek Deretannya
-
Daftar Lengkap Pinjol Resmi dan Berizin OJK Per Desember 2025
-
Rupiah Melemah Tipis Terhadap Dolar AS, Investor Khawatir Cadangan Devisa Indonesia
-
Jelang Harbolnas, Mendag Minta E-Commerce Perluas Akses Pasar Produk Lokal
-
IHSG Bangkit dan Betah di Level 8.600 pada Kamis Pagi