Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF, mengatakan penurunan yang moderat dalam ketegangan perdagangan, betapapun rapuhnya, telah berkontribusi pada ketahanan ekonomi global.
"Perekonomian dunia masih terpuruk, dan akan terus terpuruk dengan tarif pada tingkat tersebut, meskipun tidak separah yang seharusnya," katanya.
Ia menambahkan bahwa dorongan dari front-loading akan "memudar" dan berisiko menghambat aktivitas ekonomi pada paruh kedua tahun ini dan hingga 2026.
IMF mengatakan, laju kenaikan harga global diperkirakan akan turun menjadi 4,2 persen pada 2025 dan 3,6 persen pada 2026.
Namun, IMF mengatakan inflasi kemungkinan akan tetap di atas target di AS karena pajak impor dibebankan kepada konsumen AS pada paruh kedua tahun ini.
Kebijakan perdagangan Trump, yang menurutnya akan meningkatkan manufaktur dan lapangan kerja AS, telah menjungkirbalikkan perdagangan global.
Ia memberlakukan tarif universal sebesar 10 persen untuk barang-barang dari hampir semua negara mulai April dan mengancam akan mengenakan bea yang lebih tinggi mulai Jumat.
Tarif yang jauh lebih tinggi yang diberlakukan AS dan China terhadap satu sama lain telah ditunda hingga 12 Agustus, dengan kedua pihak terlibat dalam perundingan di Stockholm minggu ini.
Tarif yang lebih tinggi yang telah diumumkan untuk produk-produk termasuk mobil, baja dan logam lainnya, farmasi dan chip komputer, belum dimasukkan dalam perkiraan IMF.
Baca Juga: Bank Indonesia Klaim Gejolak Ekonomi Global Mereda, Ini Buktinya
Kesepakatan perdagangan dengan Jepang dan Uni Eropa juga belum dimasukkan dalam angka-angka tersebut.
"Kita harus melihat apakah kesepakatan-kesepakatan ini akan bertahan, apakah akan dibatalkan, apakah akan diikuti oleh perubahan lain dalam kebijakan perdagangan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Bukan Kanan Atau Kiri, Ini Jalan Ekonomi yang Diambil Prabowo
-
Awan Gelap Selimuti Ekonomi RI, Prabowo Bisa Apa?
-
Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Hanya 4,8 Persen, Lapangan Kerja Makin Sedikit
-
Cari Investasi yang Stabil? Ini 3 Pilihan Terbaik Saat Ekonomi Tak Menentu
-
Ekonomi Kuartal I Melambat, Tapi Permintaan Proteksi Finansial Tumbuh Lewat Inovasi Asuransi
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM